Minggu, 13 Juli 2025 – 21:56 WIB
Jakarta, VIVA – Puluhan mantan anggota kelompok teroris Ansor Daulah di Riau mengaku bertobat dan mendeklarasikan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) beberapa waktu lalu. Mereka juga melepas baiat terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Tapi, apakah mereka benar-benar tobat? Atau cuma pura-pura?
Baca Juga:
Trump Cabut Label Teroris pada Hayat Tahrir al-Sham Suriah
Psikolog Universitas Indonesia (UI), Zora A. Sukabdi, meyakini bahwa para mantan teroris itu serius bertobat.
"Mereka tulus insaf. Tapi, selalu ada konflik di jaringan mereka, biasanya antara generasi senior yang sudah tenang dan anak muda yang masih emosional," kata Zora, Minggu, 13 Juli 2025.
Baca Juga:
2 Anggota OPM Anak Buah Egianus Kogoya Tewas dalam Baku Tembak, Pernah Bunuh Pekerja Gereja
Psikolog Universitas Indonesia (UI), Zora A. Sukabdi
Zora menjelaskan, teroris memang bisa bertobat, tapi prosesnya beda-beda. "Ada yang butuh 3 tahun, ada juga puluhan tahun. Jadi, perlu kesabaran dan kerja sama semua pihak," ujarnya.
Baca Juga:
Viral Pria Teriaki Wanita ‘Teroris’ di Halte TransJakarta, Polisi: Langsung di-Blacklist
Menurut Zora, perlu deradikalisasi intensif di semua aspek kehidupan agar teroris benar-benar insaf. "Nggak cuma agama, tapi juga kesejahteraan. Minimal 5 tahun, kalau nggak bisa balik lagi," jelasnya.
Saat ini, program deradikalisasi untuk napiter (narapidana terorisme) oleh Densus 88 dan BNPT dinilai cukup baik. Tapi, data pelaku harus lengkap. "Sulit kalau datanya tidak lengkap," katanya.
Zora menekankan, program deradikalisasi harus didukung usaha dari napiter sendiri. Pemerintah juga harus konsisten meski ada efisiensi anggaran.
Sebanyak 34 mantan anggota Ansor Daulah di Riau telah mendeklarasikan kesetiaan ke NKRI. Mereka melepas baiat di gedung Pemprov Riau pada 27 Juni 2025.
Sebelumnya, Jamaah Islamiyah (JI) juga resmi bubar dan kembali ke NKRI di Bogor pada 30 Juni 2024.
Halaman Selanjutnya
"Agak sulit merehabilitasi atau melakukan deradikalisasi jika data pelaku tidak lengkap," ujarnya.