Puan Serukan Persatuan Usai Aksi Unjuk Rasa Ojol di Jakarta Berujung Maut

Kita semua warga negara Indonesia, dan harus bekerja sama untuk bangsa kita.
Jakarta (ANTARA) – Ketua DPR Puan Maharani menyerukan semua pihak untuk menjaga persatuan di tengah ketegangan terkini di Jakarta dan daerah lain.

Dalam pernyataan tertulis, Puan menekankan bahwa Indonesia tidak boleh terpecah belah.

Dia menyampaikan perkataan tersebut saat menyampaikan belasungkawa di kediaman Affan Kurniawan di Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu. Affan, seorang driver ojek online, meninggal setelah tertabrak kendaraan taktis polisi dalam sebuah protes yang berubah jadi ricuh pada Kamis malam.

Puan meminta Polri untuk melakukan penyelidikan yang menyeluruh dan transparan.

“Kami akan memantau kasus ini hingga tuntas dan memastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujarnya.

Dia juga mendorong masyarakat dan aparat penegak hukum untuk menahan diri dan menjaga ketertiban selama demonstrasi berlangsung.

“Mari kita jaga bersama persatuan bangsa. Jangan biarkan negara kita terpecah atau jadi korban. Kita semua warga negara Indonesia, dan harus bekerja sama untuk bangsa kita. Mari bertindak dengan penuh pengendalian diri dan lindungi Indonesia,” tegas Puan.

Puan didampingi oleh anggota Fraksi PDIP DPR RI Said Abdullah dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

Sesampainya di rumah Affan, Puan memeluk ibu yang berduka dan menyampaikan belasungkawanya secara langsung.

“Assalamualaikum,” kata Puan lembut sambil memeluk ibu Affan.

“Tetap kuat dan sabar,” tambahnya sambil memeluk dan menggenggam tangan ibu tersebut sekali lagi, sebelum menyapa adik Affan.

Puan juga berjanji akan memberikan bantuan pendidikan untuk adik Affan dan sebuah sepeda motor untuk ayah Affan, yang juga bekerja sebagai driver ojol.

Berita terkait: Jakarta Tragedy: Police to hold rapid hearing for 7 officers

MEMBACA  Saham Lowe's Naik Usai Penjualan Toko Lama Kembali Tumbuh, Perusahaan Tingkatkan Proyeksi 2025

Berita terkait: Komnas HAM investigates police role in Jakarta protest death

Penerjemah: Benardy Ferdiansyah, Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025