Maros, Sulawesi Selatan (ANTARA) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa lukisan kuno, termasuk cap tangan dan gambar babi hutan di Gua Leang-Leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, akan dimasukkan dalam proyek penulisan ulang sejarah nasional Indonesia.
“Tragedi 1998 bukan satu-satunya yang akan masuk dalam penulisan ulang sejarah, tapi juga seni kuno di Gua Leang-Leang, Maros,” katanya saat Festival Budaya Gau Maraja Leang-Leang pada Jumat.
Menurutnya, gambar prasejarah di Gua Leang-Leang sudah diakui peneliti internasional dan pantas didokumentasikan secara resmi sebagai bagian sejarah bangsa.
Zon menekankan, informasi sejarah harus dicatat dan diterbitkan biar generasi muda paham masa lalu.
Sementara itu, Bupati Maros HAS Chaidir Syam bangga bahwa Leang-Leang akan termasuk dalam inisiatif revisi sejarah tersebut.
Dia menjelaskan, festival ini diadakan untuk mempromosikan dan menghidupkan kembali warisan budaya serta sejarah Leang-Leang di kancah internasional.
Festival berlangsung 3–5 Juli 2025 ini menampilkan berbagai kegiatan seni dan budaya, termasuk simposium internasional tentang warisan prasejarah Leang-Leang yang dihadiri delegasi dari 11 negara.
Sebagai bagian festival, Museum Maros juga memamerkan badik tradisional, beberapa di antaranya digunakan saat perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pada malam hari, Geopark Leang-Leang dihiasi instalasi lampu warna-warni yang memperindah suasana gua kuno.
Seorang pengunjung, Nur Kholishah, mengaku datang dari Makassar khusus untuk berfoto dengan lukisan dinding prasejarah yang diterangi lampu.
“Kami kesini untuk nikmati suasana malam di Leang-Leang sekaligus belajar sejarahnya,” tambahnya.
Translator: Suriani, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025