Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa program pemerintah untuk pengembangan perkebunan dan hortikultura akan menciptakan 1,6 juta lapangan kerja dalam waktu dua tahun.
Dalam konferensi pers di Kompleks Istana Presiden, Kamis, dia menjelaskan bahwa program ini dijalankan dengan mengoptimalkan anggaran sebesar Rp9,95 triliun (sekitar US$600 juta).
Anggaran tersebut akan digunakan terutama untuk menyediakan benih dan bibit gratis kepada petani dalam program ini, yang mencakup pengembangan komoditas seperti kakao, kopi, kelapa, jambu mete, dan pala dengan total luas 800 ribu hektar.
Usai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto, dia menegaskan bahwa pemerintah terus memperkuat agenda downstreaming di sektor pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat pemerataan kesejahteraan.
Pada kesempatan itu, menteri menekankan bahwa potensi ekonomi dari downstreaming kelapa sangat besar. Dia mencatat bahwa mengolah kelapa menjadi minyak kelapa murni bisa meningkatkan harganya hingga 100 kali lipat.
Selain kelapa, pemerintah juga menyiapkan downstreaming untuk gambir (Uncaria gambir), mengingat posisi Indonesia sebagai negara yang memasok 80 persen kebutuhan gambir dunia.
Pendekatan yang sama juga dilakukan untuk komoditas kelapa sawit, yang menurutnya akan diolah menjadi produk seperti bahan bakar nabati (biofuel), minyak goreng, dan margarin.
Berita terkait: Inside Indonesia’s fresh economic package for lasting growth
Berita terkait: Kadin supports KUR housing program, able to absorb 9 million workers
Berita terkait: Indonesia’s five priority programs to create 3 million jobs by 2025
Penerjemah: Fathur R, Genta T, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025