Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia telah menggabungkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dengan Sekolah Rakyat — sekolah tanpa biaya — untuk memberikan pendidikan berkualitas dan makanan bergizi bagi anak-anak dari keluarga miskin dan sangat miskin.
Hal ini diungkapkan pada Sabtu oleh Redy Hendra Gunawan, staf khusus Badan Gizi Nasional (BGN).
Dia mengatakan program MBG telah diluncurkan secara bertahap sejak Sekolah Rakyat mulai beroperasi pada 14 Juli.
"Bersamaan dengan peluncuran Sekolah Rakyat, BGN secara perlahan mendistribusikan makanan gratis ke sekolah-sekolah yang berpartisipasi. Saat ini, jumlah siswa penerima manfaat telah mencapai 848," katanya.
Berbeda dengan sekolah negeri biasa yang biasanya hanya menyediakan satu kali makan siang, Sekolah Rakyat menawarkan model berbeda. Siswa mendapat tiga kali makan lengkap setiap hari, plus camilan pagi dan sore.
Gunawan menambahkan bahwa jumlah penerima MBG di Sekolah Rakyat diperkirakan akan bertambah seiring dengan dibangunnya lebih banyak dapur — yang resmi disebut Unit Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) — di seluruh negeri.
Menurut data terakhir BGN, saat ini ada 16 dapur yang siap mendukung operasional Sekolah Rakyat.
"Menyadari pentingnya gizi seimbang untuk mendukung proses belajar mengajar yang efektif, kami akan terus mendorong agar semua siswa Sekolah Rakyat segera mendapatkan akses ke layanan MBG," tegas Gunawan.
Dia juga memberikan pembaruan tentang peluncuran nasional program MBG. Hingga akhir pekan ini, 2.109 dapur sudah beroperasi — meningkat 111 sejak 14 Juli. Total penerima manfaat MBG di seluruh Indonesia kini mencapai hampir 6,38 juta orang.
Berita terkait: Indonesia mendorong daerah untuk percepat program makanan gratis
Berita terkait: Ambisi anti-kelaparan yang menghubungkan Indonesia dan Brasil
Penerjemah: Andi Firdaus, Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025