Jakarta (ANTARA) – Sejak diluncurkan pada 6 Januari, program Makanan Bergizi Gratis (MBG) telah menyerap setidaknya 600 ribu pekerja di seluruh Indonesia, menurut Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.
“Sekitar 600 ribu orang telah diberdayakan sebagai pekerja untuk program MBG, dan angka ini belum termasuk petani,” katanya kepada pers di Jakarta pada hari Kamis.
Kepala BGN menekankan bahwa dapur MBG, yang secara resmi dikenal sebagai unit layanan pemenuhan gizi (SPPG), telah memainkan peran penting dalam pencapain ini, dengan mempekerjakan sekitar 300 ribu pekerja hingga September 2025.
“Perlu dicatat bahwa angka ini tidak termasuk pemasok, dan setiap SPPG membutuhkan setidaknya 15 pemasok. Selain itu, satu pemasok biasanya mempekerjakan lima hingga 15 orang. Jadi, jika semuanya dihitung, kita dapat mengatakan bahwa program MBG telah menyerap sekitar 600 ribu pekerja,” jelas Hindayana.
Dia menambahkan bahwa ekosistem dan rantai pasok yang mendukung program prioritas nasional terus berkembang, mengingat negara telah mengalokasikan dana yang besar untuk memastikan setidaknya 82,9 juta warga menerima makanan bergizi gratis tahun ini.
“‘Organisasi’ ini semakin besar. Mengingat anggaran yang disisihkan sangat besar, wajar saja jika program ini membutuhkan lebih banyak sumber daya,” tegasnya.
Pejabat itu menyoroti bahwa, seperti yang digariskan dalam RAPBN 2026, negara bermaksud untuk mengerahkan setidaknya Rp268 triliun (US$16,1 miliar) untuk mendukung program ini, yang menargetkan perbaikan gizi bagi anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Anggaran Rp268 triliun telah disiapkan untuk tahun 2026, ditambah dengan dana cadangan Rp67 triliun. Jadi, alokasi anggaran tahun depan berjumlah total Rp335 triliun (lebih dari US$20 miliar),” paparnya.
Dia lebih lanjut menekankan bahwa program MBG menawarkan manfaat di luar penyerapan tenaga kerja, dengan menyebut potensinya untuk mendongkrak ekonomi lokal melalui keterlibatan Koperasi Desa Merah Putih, badan usaha milik desa (BUMDes), usaha lokal, dan petani dalam rantai distribusi pangan.
Dalam kesempatan itu, dia mendorong pemuda Indonesia untuk berani mencari nafkah di daerah pedesaan dengan memanfaatkan lahan tidur untuk memproduksi bahan baku yang diperlukan untuk program MBG.
Berita terkait: Indonesia bentuk 141 satgas untuk perluas MBG ke daerah terpencil
Berita terkait: Papua: Program makanan gratis menjangkau 178 sekolah di Kota Jayapura
Berita terkait: Jambi targetkan 250 pusat gizi untuk program makanan gratis pada Oktober
Penerjemah: Lintang B, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025