Professor Lin Xiang Xiong Pameran Seni Bersejarah dan Upacara Penghargaan Perdamaian di Paris

Pameran “The Vicissitudes of Life” Rayakan Kekuatan Seni untuk Dialog, Refleksi, dan Perdamaian

Penang, Malaysia (ANTARA/ACN Newswire) – Seniman dan humanis ternama, Professor Lin Xiang Xiong (“Professor Lin”) yang juga pendiri Galeri Seni Lin Xiang Xiong di Penang, mempersembahkan pameran terbarunya, “The Vicissitudes of Life”, di Hôtel de l’Industrie yang bersejarah di Paris dari tanggal 10 hingga 13 September 2025.

Pameran ini mendapatkan dukungan kuat dari institusi-institusi penting Prancis, dengan mantan Presiden Prancis François Hollande sebagai Pelindung Kehormatan, dan mantan Perdana Menteri Jean-Pierre Raffarin hadir secara langsung pada acara pembukaan. Menampilkan 25 karya asli Professor Lin, pameran ini mengeksplorasi tiga tema – anti perang, anti kemiskinan, dan anti polusi – serta mewujudkan visi Professor Lin akan “Seni untuk Perdamaian”, sebuah konsep yang melampaui estetika dan berupaya menginspirasi refleksi moral serta pemahaman antarbudaya.

Selama pameran, diselenggarakan simposium akademik tingkat tinggi yang menghimpun para cendekiawan, filsuf, dan pemimpin budaya internasional untuk merefleksikan “Dialog Antarbudaya di Persimpangan” dan “Membangun Kembali Konsep Perdamaian melalui Seni.” Para pembicara terkemuka termasuk penulis dan aktivis HAM Prancis Marek Halter, filsuf dan sinolog ternama François Jullien, serta sejumlah intelektual dan kurator terkemuka lainnya. Sepanjang diskusi, Professor Lin berbagi wawasan uniknya tentang zaman, seni, dan esensi perdamaian, yang memicu resonansi kuat dan dialog yang mendalam.

Pada tanggal 12 September, upacara penganugerahan “Lin Xiang Xiong Art for Peace Prize” perdana diselenggarakan dengan sukses besar. Kompetisi ini menerima 1.883 karya dari 100 negara di seluruh dunia, jauh melebihi ekspektasi. Sambutan luar biasa ini menegaskan pengakuan luas terhadap advokasi “Seni untuk Perdamaian” Professor Lin, yang menggema aspirasi bersama dunia saat ini. Professor Lin mengumumkan bahwa penghargaan ini akan menjadi acara dua tahunan, yang berlanjut sebagai inisiatif artistik besar yang didedikasikan untuk perdamaian.

MEMBACA  Belanja Wisatawan Asing di Bali Meningkat, Sebanyak Dolar yang Dibelanjakan

“Pameran ini lebih merupakan sebuah kebangkitan pemikiran daripada sekadar presentasi seni,” ujar Professor Lin Xiang Xiong. “Setiap goresan kuas adalah kesaksian waktu, sebuah dialog sunyi antara masa lalu dan kini, luka dan penyembuhan. Baik melalui pameran maupun pendirian Penghargaan Perdamaian, saya harap seni tidak hanya untuk dikagumi, tetapi dapat benar-benar menyentuh hati, menjadi jembatan antarbudaya, dan membangunkan hati nurani lembut yang terpendam dalam dalam kemanusiaan.”

Pameran ini juga menandai sebuah titik balik dalam perjalanan artistik Professor Lin dan mengawali pembukaan Galeri Seni Lin Xiang Xiong di Penang, yang dijadwalkan pada pertengahan Desember 2025. Meliputi area seluas 8.000 meter persegi, galeri ini akan menampung karya-karya utama Professor Lin dan juga menyediakan platform bagi seniman muda untuk mengejar mimpi mereka. Galeri ini akan menjadi salah satu galeri seni privat terbesar di kawasan itu, memperkuat peran Malaysia sebagai pusat diplomasi budaya dan pemahaman antarbudaya di Asia Tenggara.

Melalui “The Vicissitudes of Life,” Professor Lin sekali lagi menunjukkan bahwa seni adalah pesan dari pemikiran dan hati nurani. Dengan kejelasan, ia menganjurkan perdamaian, dan sebagai seorang seniman, ia memilih jalannya sendiri – melalui kekuatan lunak budaya, melalui kata-kata, dan melalui kuasnya – untuk menyuarakan kepedulian mendalamnya terhadap perang, polusi, dan kemiskinan. Dengan seni sebagai bahasanya, ia menyerukan kepada sesama seniman untuk bergabung dalam misinya, menyatukan kekuatan untuk bersuara demi perdamaian dan masa depan umat manusia.

Untuk informasi media, silakan hubungi:
Triven Marketing Group, untuk Lin Xiang Xiong Art Gallery
Jazzmin Wan
Tel: +6 017 289 4110
Email: [email protected]

Reporter: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025

MEMBACA  Iran Sebut Serangan Israel sebagai Teater Politik yang Lemah, Gagal Capai Tujuan