Selasa, 9 Desember 2025 – 00:28 WIB
Jakarta, VIVA – Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, Jazilul Fawaid, meminta semua partai politik dan elemen bangsa memprioritaskan penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera. Ini lebih penting daripada membahas wacana koalisi permanen partai politik.
Pernyataan ini menanggapi usulan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, tentang pembentukan koalisi permanen yang disampaikan di depan Presiden Prabowo Subianto.
Gus Jazil, panggilan akrab Jazilul Fawaid, menilai wacana itu kurang pas momentumnya. Saat ini, perhatian utama seharusnya pada penyelamatan warga dan pemulihan daerah terdampak bencana.
"Kami menghargai dinamika politik. Tapi lihat situasi sekarang, sebaiknya semua fokus dulu pada penanganan bencana di Sumatera. Hampir seribu warga meninggal, ratusan hilang, dan puluhan ribu kehilangan rumah. Rasanya kurang tepat kalau kita ributin soal kelanjutan kekuasaan dan koalisi permanen," ujarnya.
Untuk diketahui, bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh menyebabkan kerusakan parah. Ratusan kilometer jalan dan jembatan putus, belasan rumah sakit tidak berfungsi, dan ratusan sekolah rusak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut pemulihan total butuh anggaran hingga Rp51 triliun.
"Dalam situasi nasional yang sangat berat ini, seharusnya semua kekuatan politik bersatu membantu rakyat, bukan malah memperdebatkan koalisi permanen atau tidak," kata Gus Jazil.
Ia menegaskan koalisi partai pendukung pemerintah saat ini tidak ada masalah besar. Tidak ada partai yang keluar dari koridor kebijakan Presiden Prabowo.
"Kalau ada masalah, itu cuma soal komunikasi dan bisa diselesaikan bersama. Jadi, kalau ada reaksi berlebihan sampai menarik isu komitmen koalisi, menurut kami itu berlebihan," tuturnya.
PKB menilai semua sumber daya nasional harus dipusatkan untuk menuntaskan masa tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi di Sumatera. Selain pemulihan, PKB mengingatkan potensi cuaca ekstrem masih tinggi.
"BMKG menyampaikan cuaca ekstrem masih akan terjadi dalam waktu dekat. Semua pihak harus siaga dan mengantisipasi kemungkinan bencana hidrometeorologi besar seperti yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat," katanya.