Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa narkotika masih merupakan ancaman terbesar bagi masa depan bangsa dan harus diperangi secara komprehensif dan berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikannya saat penghancuran barang bukti narkoba seberat 214,84 ton yang senilai Rp29,37 triliun (US$1,6 miliar) pada tahun pertama pemerintahannya, di Jakarta pada hari Rabu.
“Jika kita gagal mencegah, menyita, dan mengamankan narkoba, itu bisa digunakan oleh 629 juta orang. Itu lebih dari dua kali lipat jumlah penduduk Indonesia,” tegas Prabowo.
Presiden menegaskan bahwa ancaman peredaran narkotika kini telah menjadi masalah global dengan metode yang semakin maju.
Ia kemudian menyerukan penguatan upaya pemberantasan narkoba melalui sinergi antara semua aparat penegak hukum, lembaga negara, dan masyarakat.
“Upaya ini membutuhkan kolaborasi, kerja sama tim. Jadi saya ucapkan selamat kepada Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Tapi saya juga minta kerja sama yang lebih erat dengan semua pihak: bea cukai, kejaksaan, Badan Intelijen Negara (BIN), dan pemerintah daerah,” tekannya.
Dia juga mengingatkan bahwa masalah narkoba adalah ancaman strategis yang dapat menghambat tujuan Indonesia menjadi negara maju.
Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara penegakan hukum yang tegas dan upaya rehabilitasi yang efektif, ujarnya.
“Kami tetap melakukan upaya rehabilitasi. Tapi isu ini masih menjadi pekerjaan rumah kita. Rehabilitasi harus lebih menyeluruh dan lebih efektif. Saya berterima kasih kepada semua lembaga yang telah melaksanakan upaya rehabilitasi ini,” tandasnya.
Selain penegakan hukum, Prabowo meyakini bahwa pencegahan harus dimulai sedini mungkin lewat institusi pendidikan dan kegiatan kepemudaan.
“Ini tidak mungkin tanpa kerja keras dari semua lembaga pendidikan, termasuk pendidikan agama, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Kita harus terus mendorong upaya ini bersama-sama,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prabowo mengulangi bahwa perjalanan dan tantangan dalam memberantas narkoba masih besar.
“Polri telah mentransformasi 228 desa narkoba menjadi 118 desa bebas narkoba. Lanjutkan upaya ini. Saya lihat Polri sekarang lebih peka terhadap tuntutan bangsa dan negara,” paparnya.
Berita terkait: Prabowo peringatkan ancaman nasional dari 214,8 ton narkoba sitaan
Berita terkait: Kapolri sebut tren baru penyalahgunaan narkoba
Berita terkait: Polisi sita 1,9 kg sabu dari Malaysia, tangkap empat orang di Batam