Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengundang mantan presiden dan mantan wakil presiden ke Istana Merdeka di Jakarta untuk pertemuan Idul Fitri guna merayakan akhir Ramadan dan menyambut bulan Syawwal pada Senin (31 Maret). Deputi Protokol, Pers, dan Media di Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengatakan kepada wartawan di sini pada Minggu bahwa sesuai rencana, Presiden Prabowo mengadakan pertemuan bersahabat setelah melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat. Selain mengundang para pendahulunya, kepala negara juga mengundang pejabat negara, duta besar, perwakilan dari organisasi internasional, tokoh agama, dan pemimpin masyarakat. Pertemuan yang dijadwalkan pada pukul 9 pagi waktu setempat juga terbuka untuk umum, tambahnya. “Acara ini bertujuan sebagai pertemuan bersahabat nasional, untuk membangun rasa persatuan saat merayakan hari kemenangan,” katanya. Beberapa mantan presiden dan mantan wakil presiden diketahui tinggal di Jakarta atau sekitarnya. Mereka termasuk presiden kelima Megawati Soekarnoputri, presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, wakil presiden keenam Try Sutrisno, wakil presiden kesepuluh dan keduabelas Jusuf Kalla, wakil presiden kesebelas Boediono, dan wakil presiden ketigabelas Ma’ruf Amin. Sementara itu, presiden ketujuh Joko Widodo saat ini tinggal di kampung halamannya, Solo, Jawa Tengah. Makanan akan disajikan untuk para tamu yang menghadiri pertemuan Idul Fitri. Sebelumnya, Kementerian Agama Indonesia mengumumkan bahwa Idul Fitri 2025, atau hari pertama bulan Syawwal 1446 Hijriah, jatuh pada hari Senin. Dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta pada Sabtu, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan akhir bulan Ramadan tahun ini ditentukan dengan merujuk pada hasil pengamatan hilal baru. Dia menjelaskan bahwa tim pengamatan di seluruh Indonesia memastikan bahwa tinggi bulan sabit tidak memenuhi kriteria untuk awal bulan Hijriah yang ditetapkan oleh menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Oleh karena itu, pemerintah menggunakan metode Istikmal, yaitu membulatkan jumlah hari dalam sebulan menjadi 30. Berita terkait: Manfaatkan momen Idul Fitri untuk meningkatkan toleransi, persaudaraan: menteri Berita terkait: Kebijakan terkait Idul Fitri dorong ekonomi, dukung UMKM: utusan presiden Penulis: Genta T, Tegar Nurfitra Editor: Rahmad Nasution Hak cipta © ANTARA 2025
