Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto telah mengeluarkan instruksi untuk mentransfer otoritas manajemen aset yang terkait dengan Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK) ke Badan Pengelola Investasi Indonesia, Danantara.
“Ini benar bahwa wacana penempatan aset GBK di bawah pengelolaan Danantara berasal dari instruksi Bapak Presiden,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi kepada media pada hari Rabu.
Dia menekankan bahwa rencana tersebut pertama kali diperkenalkan oleh presiden dalam pertemuan yang diselenggarakan di Jakarta pada hari Senin (28 April), bertujuan untuk memperkuat sinergi antara Danantara dan badan usaha milik negara (BUMN) yang asetnya berada di bawah pengelolaannya.
Hadi mencatat bahwa Kementerian Sekretariat Negara, yang saat ini mengelola aset GBK, membutuhkan waktu untuk mempersiapkan dan melaksanakan proses transfer, karena kompleks olahraga tersebut tidak dianggap sebagai bagian dari BUMN manapun, berbeda dengan aset lain yang dikelola oleh Danantara.
Dalam hal ini, menteri menyatakan bahwa kantornya sedang dalam koordinasi teknis dengan pihak terkait, terutama Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Danantara.
“Karena kami masih dalam tahap koordinasi dengan para pemangku kepentingan lain, belum ada aset yang ditransfer sampai saat ini,” katanya.
Setelah pertemuan hari Senin, CEO Danantara Rosan Roeslani menyoroti bahwa rencana transfer aset GBK akan meningkatkan total nilai aset yang dikelola oleh lembaga investasi dari US$982 miliar menjadi lebih dari US$1 triliun.
“Angka yang diproyeksikan ini termasuk aset dalam kompleks GBK yang saat ini dikelola oleh Kementerian Sekretariat Negara. Rencananya adalah mentransfer semua aset yang terkait dengan kompleks tersebut, yang nilainya mencapai US$25 miliar delapan tahun lalu, ke Danantara,” kata dia kepada wartawan.
Roeslani, yang juga menjabat sebagai menteri investasi dan downstreaming, menegaskan komitmen Danantara untuk meningkatkan produktivitas aset melalui perencanaan yang komprehensif.