Presiden Prabowo akan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur

Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto dijadwalkan terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada malam Minggu untuk bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Menanggapi wartawan di Jakarta pada hari Minggu, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa presiden ingin menyapa pemimpin Malaysia sambil merayakan suasana Idul Fitri tahun ini.

“Warga Prabowo sangat menghormati PM Anwar, seorang pemimpin senior dan berpengalaman di ASEAN, yang lebih tua dan berkuasa sebelum Bapak Presiden. Mereka memiliki persahabatan yang langgeng,” katanya.

Wijaya, yang berencana menemani Prabowo selama kunjungan tersebut, menginformasikan bahwa kepala negara Indonesia akan segera kembali ke Jakarta setelah bertemu dengan perdana menteri.

“Dia (Prabowo) akan kembali ke Jakarta pada malam yang sama,” katanya.

Sekretaris kabinet tidak memberikan jawaban yang ringkas ketika ditanya tentang kemungkinan Prabowo dan Anwar membahas kebijakan tarif impor yang baru diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dia hanya mengatakan, “Kedua pemimpin ini akan membicarakan banyak hal.”

Minggu ini, Prabowo dan Ibrahim mengadakan konferensi telepon dengan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong untuk bertukar pandangan tentang langkah tarif impor Trump.

“Kami bertukar pandangan dan mengkoordinasikan respons bersama terhadap tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Amerika Serikat,” kata PM Ibrahim di akun media sosialnya, seperti dikutip di sini pada hari Sabtu (5 April).

Dia juga mengungkapkan rencana Menteri Ekonomi ASEAN untuk berkumpul dan merumuskan respons yang terkoordinasi terhadap kebijakan Trump minggu depan.

“Pertemuan menteri ekonomi ASEAN minggu depan akan melanjutkan pembahasan tentang masalah ini dan mencari solusi terbaik untuk semua negara anggota,” katanya.

MEMBACA  Di tengah kekacauan politik, Bank of Korea mengatakan akan meningkatkan likuiditas jangka pendek dan menerapkan langkah-langkah untuk menstabilkan pasar valuta asing.

Pada hari Jumat (4 April), kepala pemerintahan Malaysia menerima Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, yang menekankan pentingnya kesatuan di antara negara-negara ASEAN menghadapi tarif impor.

Hartarto mendesak 10 negara anggota ASEAN untuk menyelaraskan langkah-langkah mereka dalam menghadapi kebijakan AS, yang digambarkan Presiden Trump sebagai langkah timbal balik saat pengumumannya pada 2 April.

Kebijakan tersebut akan dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari pemberlakuan tarif universal sebesar 10 persen untuk semua negara mulai 5 April, diikuti oleh tarif khusus untuk beberapa negara, termasuk Indonesia, mulai 9 April.

Dengan kebijakan baru ini, Indonesia akan dikenai tarif timbal balik sebesar 32 persen, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Malaysia 24 persen, Kamboja 49 persen, Thailand 36 persen, dan Vietnam 46 persen.

Berita terkait: Indonesia, Malaysia sepakat menyelesaikan perselisihan tenaga kerja

Berita terkait: Prabowo percaya penyelidikan Malaysia terhadap penembakan pekerja migran

Berita terkait: RI, Malaysia akan memperkuat kerja sama di sektor kelapa sawit: Prabowo

Translator: Genta T, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2025