Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmennya untuk mendirikan 30 fakultas kedokteran di universitas-universitas Indonesia. Hal ini bertujuan memenuhi permintaan negara akan dokter dan tenaga medis lainnya yang terus meningkat.
Dalam sambutannya pada peresmian Emirates Indonesia Cardiology Hospital di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu, ia menekankan mendesaknya perluasan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan.
“Yang sama pentingnya adalah menghasilkan lebih banyak pekerja medis, termasuk dokter gigi, perawat, dan paramedis; dan untuk ini, kami berencana untuk meningkatkan jumlah fasilitas pendidikan yang relevan,” ujar Prabowo, seperti disaksikan secara online dari Jakarta.
Presiden mencatat bahwa rencana penambahan 30 fakultas kedokteran ini direkomendasikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia menambahkan bahwa pelaksanaan proposal ini penting untuk memperkuat kuantitas dan kualitas bakat di sektor kesehatan Indonesia.
Dia juga mendorong fakultas kedokteran yang sudah ada untuk menambah kuota penerimaan mahasiswa baru. Ini demi mendukung agenda nasional memperluas tenaga medis.
Prabowo menambahkan bahwa pemerintah juga akan merumuskan kebijakan untuk memperluas akses pendidikan kedokteran berkualitas bagi semua warga negara. Dia menyebut kemungkinan memperluas beasiswa, termasuk skema beasiswa penuh untuk pendidikan kedokteran, keperawatan, dan paramedis.
Ia menekankan bahwa inisiatif-inisiatif ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Tujuannya, memastikan distribusi yang merata tenaga medis yang kompeten di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai tambahan, Prabowo memerintahkan Menteri Sadikin untuk membangun 66 rumah sakit baru dengan standar internasional, serupa dengan Emirates Indonesia Cardiology Hospital yang baru diresmikan.
Presiden pertama kali mengumumkan rencana pendirian 30 fakultas kedokteran di Jakarta pada 26 Agustus lalu. Dia mencatat bahwa ekspansi yang lebih luas di sektor pendidikan sangat penting untuk mengatasi defisit Indonesia yang lebih dari 140 ribu dokter.
Pada rapat pleno kabinet di Jakarta tanggal 20 Oktober, ia mengumumkan rencananya untuk memprioritaskan mahasiswa kedokteran sebagai penerima beasiswa dari Dana Abadi Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan, bertujuan mempersempit kesenjangan.
Dia juga mencari dukungan internasional, menyatakan keinginannya untuk mengirim lebih banyak warga Indonesia untuk melanjutkan studi kedokteran dan kedokteran gigi di Selandia Baru. Hal ini disampaikannya saat pertemuan dengan Perdana Menteri Christopher Luxon di Korea Selatan pada 31 Oktober.
Berita terkait: Kementerian Kesehatan tempatkan dokter spesialis di Rumah Sakit Emirates Solo
Berita terkait: Kementerian usulkan ketentuan anti-perundungan untuk RUU Kesehatan
Berita terkait: Indonesia dan India tingkatkan keterampilan tenaga kesehatan di bidang medis utama
*Penerjemah: Maria C, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025*