Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa kenaikan produksi beras dan jagung nasional sebesar 50 persen adalah berkat upaya deregulasi dan pemberantasan korupsi yang tegas.
Dalam pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 di Rusia pada Jumat, Prabowo menyebut kenaikan 50 persen tersebut sebagai yang tertinggi dalam sejarah Indonesia.
“Dalam tujuh bulan pertama pemerintahan saya, produksi beras dan jagung naik sekitar 50 persen—ini rekor tertinggi—dengan cadangan beras mencapai 4,4 juta ton, rekor baru,” ujarnya melalui tim media di Jakarta pada Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa keberhasilan ini dicapai karena pemerintahannya menghapus regulasi yang menghambat pembangunan.
Prabowo juga menekankan bahwa pemberantasan korupsi masih menjadi prioritas utama.
“Upaya ini dilakukan melalui deregulasi—menghilangkan hambatan—dan tindakan tegas terhadap korupsi,” katanya.
Presiden yakin Indonesia akan berperan lebih besar dalam urusan global, terutama melalui keanggotaannya di BRICS dan New Development Bank.
“Saya percaya Indonesia dapat berkontribusi positif dalam hubungan internasional, khususnya lewat BRICS dan New Development Bank, di mana negara kita diterima dengan dukungan Rusia, China, dan Afrika Selatan,” ucapnya.
Berita terkait:
Keamanan pangan tetap jadi prioritas dua-tiga tahun: Prabowo
Cadangan beras 4 juta ton bukti kemandirian: Menteri
Indonesia siapkan 27.000 ton jagung untuk ekspor Juni
Reporter: Andi Firdaus, Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025