Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto memerintahkan badan meteorologi negara untuk meningkatkan operasi modifikasi cuaca, dengan menambah pesawat, peralatan, dan bahan untuk mengurangi risiko bencana seiring makin intensnya hujan lebat di seluruh Nusantara, ungkap seorang pejabat tinggi pada Senin.
“BMKG terus melakukan operasi modifikasi cuaca, dan presiden telah menginstruksikan agar alat dan peralatan yang diperlukan ditambahkan,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, merujuk pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Hadi, yang berbicara dalam briefing tentang strategi pascabencana untuk Sumatera, mengatakan perluasan upaya penyemaian awan dan modifikasi cuaca lainnya mendesak, mengingat geografi Indonesia yang luas dan paparan tingginya terhadap bencana hidrometeorologi selama puncak musim hujan.
Dia mengatakan banjir bandang dan tanah longsor mematikan yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada November harus menjadi peringatan keras bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperkuat kesiapsiagaan dan mengurangi kerentanan sebelum kejadian serupa terulang.
“Memperkuat peralatan dan kapasitas operasional untuk modifikasi cuaca, serta menyiapkan rencana respons optimal sedini mungkin, adalah di antara langkah paling mendesak,” tegas Hadi, menekankan perlunya aksi yang lebih cepat dan terkoordinasi.
Menteri itu menambahkan bahwa pemerintah telah menginstruksikan BMKG untuk menjaga pemantauan kondisi cuaca dan iklim secara terus-menerus, seiring Indonesia menghadapi risiko bencana terkait curah hujan yang meningkat antara Desember dan Januari, periode yang secara historis dikaitkan dengan banjir parah.
Berita terkait: Indonesia weather mod curbs rainfall in flood-hit Sumatra: BNPB
Dia menekankan bahwa mitigasi bencana tidak akan bergantung hanya pada intervensi teknologi, tetapi juga pada koordinasi yang lebih kuat antara otoritas nasional dan daerah untuk memastikan peringatan dini dan respons cepat sampai ke komunitas rentan.
Hadi menyebutkan kerja sama erat antara BMKG dan Kementerian Dalam Negeri sangat penting untuk membimbing pemerintah daerah di kawasan rawan bencana mengambil langkah antisipatif, termasuk perencanaan evakuasi, kesiapan infrastruktur, dan kampanye kesadaran publik.
“Kami anggap sangat penting bagi BMKG untuk bekerja sama dengan Kemendagri agar pemerintah daerah menerima panduan dan dukungan jelas dalam mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana,” ujarnya, menambahkan bahwa pemerintah berujuan meminimalkan korban jiwa dan kerugian ekonomi selama musim hujan.
Berita terkait: Indonesia extends weather-modification ops to keep aid flights moving
Penerjemah: Fathur/Maria, Tegar Fitra
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025