Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto telah memerintahkan para menteri kabinetnya untuk merancang skema terbaik guna mengatasi masalah utang pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan arahan tersebut pada Kamis malam, mengatakan bahwa Prabowo meminta tinjauan menyeluruh terhadap semua skenario keuangan, termasuk opsi untuk memperpanjang masa pinjaman guna meringankan beban keuangan proyek.
Instruksi ini dikeluarkan selama rapat terbatas kabinet pada 29 Oktober yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dan CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani.
"Pak Airlangga, Menteri Keuangan, dan CEO Danantara diminta untuk menghitung ulang detailnya, termasuk opsi perpanjangan masa pinjaman," kata Hadi. "Itu adalah bagian dari skema terbaik yang sedang dikejar oleh pemerintah."
Dia menambahkan bahwa diskusi tidak hanya fokus pada masalah utang kereta cepat yang dikenal sebagai Whoosh, tetapi juga pada upaya yang lebih luas untuk meningkatkan sistem transportasi Indonesia.
"Pemerintah sedang berupaya meningkatkan semua moda, termasuk kereta biasa, bus, dan kapal," ujarnya.
Utang Whoosh telah menarik perhatian publik, dengan total liabilitas mencapai sekitar Rp116 triliun (US$7 miliar), memicu kekhawatiran atas keberlanjutan pembiayaan dan dampak potensialnya terhadap anggaran negara.
Menteri Keuangan Sadewa menekankan bahwa pemerintah tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menutup utang proyek tersebut, dengan mengatakan kewajiban keuangan berada pada perusahaan BUMN yang terlibat dalam proyek.
Pada 23 Oktober, CEO Danantara dan Kepala Badan Pengatur Usaha Milik Negara Dony Oskaria mengatakan negosiasi restrukturisasi utang proyek dengan Tiongkok masih berlangsung.
Dia mencatat bahwa tim negosiasi Danantara akan segera berangkat ke Beijing untuk mendiskusikan aspek-aspek kunci perjanjian pinjaman, termasuk jangka waktu, suku bunga, dan masalah mata uang.
Pembicaraan tersebut melibatkan pemerintah Tiongkok dan perusahaan mitra dalam konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), operator Whoosh.
Restrukturisasi diharapkan menghasilkan skema pembayaran yang lebih menguntungkan sambil memastikan keberlanjutan proyek tanpa membebani kapasitas fiskal Indonesia.
Berita terkait: [Tautan berita tentang utang kereta cepat tidak boleh menunda ekspansi Jakarta-Surabaya]
Berita terkait: [Tautan berita tentang penumpang kereta cepat Whoosh Indonesia mencapai lebih dari 12 juta]
Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santomo
Hak Cipta © ANTARA 2025