Jakarta (ANTARA) – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan tugasnya sebagai kepala pemerintahan eksekutif untuk menegakkan hukum demi menjaga bangsa ini di tengah arus keluar kekayaan nasional yang masif.
“Sebagai Presiden Indonesia, saya bertanggung jawab atas cabang eksekutif pemerintahan dan wajib menegakkan hukum untuk keselamatan bangsa kita. Saat ini, kita menghadapi kenyataan adanya aliran keluar kekayaan nasional yang signifikan,” ujar Prabowo dalam Pidato Kenegaraan saat Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Jumat.
Presiden Prabowo menggambarkan situasi ini sebagai arus keluar bersih kekayaan nasional dan menekankan pentingnya tindakan cepat dan strategis.
Ia meminta bangsa ini fokus pada solusi, bukan saling menyalahkan.
“Jangan buang energi hanya untuk mencari siapa yang salah. Kita tidak punya waktu atau sumber daya untuk terus menyalahkan. Pemerintah yang saya pimpin harus memprioritaskan solusi yang tepat dan tepat waktu untuk masalah inti ini,” katanya.
Prabowo menyamakan situasi ini seperti tubuh yang terus kehilangan darah. Jika dibiarkan, kerugian ini bisa berakibat fatal.
Presiden memperingatkan, jika aliran keluar kekayaan nasional terus dibiarkan, Indonesia bisa menjadi negara gagal.
Karena itu, ia menekankan perlunya mengambil langkah tegas, meski mungkin tidak populer, untuk menjaga aset nasional.
“Saya harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kekayaan nasional kita agar bisa dimanfaatkan untuk rakyat—baik sekarang maupun di masa depan, untuk generasi saat ini dan yang akan datang,” ucapnya.
Sidang Tahunan MPR 2025, Sidang Bersama DPR dan DPD, serta Pidato Kenegaraan Presiden dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan Indonesia digelar di Gedung Nusantara, kompleks MPR/DPR/DPD Jakarta.
Acara ini dihadiri lebih dari 600 anggota parlemen, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih, pimpinan politik, tamu asing, dan pejabat partai.
Mantan presiden dan wakil presiden juga hadir, termasuk Presiden ke-7 Joko Widodo, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres ke-6 Try Sutrisno, Wapres ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Wapres ke-11 Boediono, serta Wapres ke-13 Ma’ruf Amin.
Sidang dibuka dengan sambutan Ketua MPR Ahmad Muzani, lalu pidato pembukaan Sidang Bersama oleh Ketua DPR Puan Maharani. Acara dilanjutkan dengan pemutaran video program prioritas dan pencapaian Presiden Prabowo.
Usai pidato kenegaraan, sidang ditutup dengan pertunjukan lagu tradisional Indonesia dan secara resmi ditutup oleh Ketua DPR.
Penerjemah: Fathur, Azis Kurmala
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025