Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada energi guna mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan bakar, yang diproyeksikan menghemat triliunan rupiah subsidi setiap tahunnya.
Saat memberikan arahan kepada kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah Papua di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, ia menekankan urgensi bagi Indonesia untuk memangkas setengah dari tagihan impor bahan bakar tahunan sebesar Rp520 triliun, sehingga menghemat negara lebih dari Rp250 triliun (sekitar 15 miliar dolar AS).
"Kita telah mengeluarkan triliunan rupiah untuk impor bahan bakar tiap tahun. Bayangkan berapa banyak triliun yang bisa kita hemat setiap tahunnya dengan membudidayakan kelapa sawit, singkong, dan tebu (untuk biofuel), sekaligus mendorong penggunaan energi surya dan air?" ujar Prabowo.
Presiden menyoroti bahwa di bawah pemerintahannya, Indonesia telah mengambil langkah konkret menuju swasembada energi, termasuk memberlakukan larangan impor bahan bakar diesel mulai tahun depan—sebuah langkah besar menuju penghentian total pasokan bahan bakar dari luar negeri.
Dia menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki semua yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri, mengutip sumber daya energi baru dan terbarukan yang luas di berbagai daerah, termasuk Papua.
Pemerintah, lanjutnya, telah menyusun kebijakan untuk memastikan daerah penghasil energi mendapat akses maksimal terhadap energi yang mereka hasilkan, guna menjamin distribusi yang adil dan merata.
"Penting bagi kita untuk mendorong penggunaan energi surya dan air di daerah-daerah terpencil, apalagi teknologi pembangkit listrik tenaga surya sudah semakin terjangkau. Sama menjanjikannya adalah optimalisasi pembangkit listrik minihidro untuk menyalurkan listrik ke daerah-daerah tersebut," tegas Prabowo.
Lebih jauh, Kepala Negara menyoroti potensi Indonesia untuk mengonversi kelapa sawit, tebu, dan singkong yang melimpah menjadi bahan bakar ramah lingkungan, seperti biodiesel dan bioetanol, dengan tujuan ganda mengurangi impor dan memperkuat ketahanan energi regional.
"Rencana kami adalah menanam kelapa sawit dan tebu di Papua untuk memproduksi biofuel," ucapnya.
Berita terkait:
- Mendorong upaya Indonesia untuk ketahanan energi dan agenda hijau
- Indonesia akan memulai 18 proyek hilirisasi senilai Rp600 triliun
- Bioenergi strategis dalam transisi energi Indonesia: Kementerian
Penerjemah: Maria C, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025