Prabowo Membentuk Tim Gugus Tugas Sinkronisasi, Pengamat Mengatakan Hal Ini

Minggu, 2 Juni 2024 – 11:35 WIB

Jakarta – Langkah Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang membentuk Tim Gugus Tugas Sinkronisasi mendapat respons positif dari pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin. Menurut Ujang, tim ini diyakini bisa membantu proses transisi pemerintahan berjalan dengan baik.

Baca Juga :

Bertemu Presiden Ukraina Zelensky, Prabowo Singgung Krisis Kemanusiaan di Gaza

\”Kalau saya sih melihatnya sesuatu yang positif dari Pak Prabowo membentuk tim Gugus Tugas Sinkronisasi, artinya Bapak Prabowo menginginkan proses transisi dari pemerintahan (Presiden dan Wakil Presiden) Jokowi-Ma\’ruf Amin ke Prabowo-Gibran berjalan dengan bagus, nah salah satunya dengan tim sinkorinisasi itu,\” kata Ujang, kepada awak media, Minggu 2 Juni 2024.

Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Baca Juga :

Prabowo: Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

Ujang mengungkapkan alasan pembentukan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi bakal bermanfaat bagi kerja pemerintahan baru nantinya. Pertama, tim ini memastikan tak akan ada program tumpang tindih yang bisa membuat kerja pemerintahan Prabowo-Gibran terhambat.

\”Kenapa ini menjadi penting, jangan sampai ada program tumpang tindih, itu penting dilakukan karena kalau nanti tumpang tindih program dan lain sebagainya maka akan menyulitkan Prabowo-Gibran bekerja lebih cepat ke depan setelah dilantik,\” kata Ujang.

Baca Juga :

Prabowo: RI Siap Kirim Tenaga Medis hingga Bantu Evakuasi Korban Perang di Gaza

Alasan lain pembentukan tim ini patut didukung semua pihak ialah untuk meminimalkan kesalahan data antara kementerian. Apalagi, kata Ujang, sejauh ini masih banyak ditemukan data persoalan publik yang tidak sama dari tiap kementerian.

Ujang mencontohkan data kemiskinan yang tidak sinkron dari tiap kementerian. Termasuk, data bantuan sosial (bansos), baik soal penyaluran maupun penerima.

MEMBACA  Pelaku Penusukan Imam di Musala Kedoya Diamankan

\”Banyak data-data yang tidak sinkron selama ini, data-data kementerian itu tidak sama, data kemiskinan, data bansos, data macam-macam, itu selalu tidak sinkron antara menteri atau lembaga, jadi ini perlu disinkronkan juga,\” kata dia.

Ujang juga berpandangan jika pembentukan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi ini sebagai salah satu cara Prabowo ingin bekerja cepat untuk rakyat. Dia menilai tim ini dibentuk guna menyinkronkan semua program Jokowi-Ma\’ruf dengan pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya.

\”Jadi saya melihatnya tentu bahwa Pak Prabowo ingin bekerja cepat untuk masyarakat, bangsa, dan negara maka harus sesuai antara program Jokowi atau program sebelumnya dengan Pak Prabowo, kalau enggak sinkron kan susah. Oleh karena itu, semua di dalam kementerian atau lembaga harus sinkron,\” kata Ujang.

Terakhir, Ujang menyebut jika pembentukan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi sebuah langkah positif harus didukung. Dia yakin dengan keberadaan tim ini, pemerintahan Prabowo-Gibran akan bekerja dengan baik dan cepat.

\”Karena Pak Prabowo ini kan ingin menyukseskan rakyat, tentu poin penting dari program nanti itu ya tim gugus sinkronisasi ini. Jadi saya melihatnya sesuatu yang bagus, positif, baik untuk kepentingan bangsa dan negara. Itu perlu diapresiasi publik,\” kata dia.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan jajarannya, dalam konferensi pers usai menerima kunjungan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat, 31 Mei 2024

Photo :

VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Sebelumnya, Prabowo-Gibran membentuk Tim Gugus Tugas Sinkronisasi, Tim ini pada Jumat kemarin bertemu Menkeu Sri Mulyani untuk menyelaraskan RAPBN 2025 yang disusun pemerintahan saat ini dengan program kerja pemerintahan terpilih.

Sebagaimana diberitakan Tim Gugus tugas ini dikomandoi Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra Dasco.

MEMBACA  Penjualan Memorial Day Walmart 2024: Penjualan Terbaik Walmart Saat Ini

Halaman Selanjutnya

\”Banyak data-data yang tidak sinkron selama ini, data-data kementerian itu tidak sama, data kemiskinan, data bansos, data macam-macam, itu selalu tidak sinkron antara menteri atau lembaga, jadi ini perlu disinkronkan juga,\” kata dia.