Presiden Prabowo Subianto, dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres di Rio de Janeiro, Brasil, pada hari Minggu, menguraikan inisiatif Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan ramah lingkungan.
Prabowo menyampaikan pernyataan ini sebagai respons terhadap perubahan iklim sebagai salah satu topik penting yang dibahas dalam Forum G20 di Rio de Janeiro, Brasil.
\”Indonesia telah mengembangkan teknologi untuk membuat solar dari minyak kelapa sawit. Kami juga sedang mengembangkan teknologi untuk memproduksi bensin dari minyak kelapa sawit,\” katanya seperti yang dipantau dari saluran YouTube-nya pada hari Senin.
Selama pertemuan, Guterres menganggap Indonesia sebagai negara yang sukses yang memainkan peran kunci dalam persiapan untuk reformasi masa depan.
\”Peran Indonesia, sebagai mitra internasional, sangat penting bagi kami untuk mewujudkan lebih banyak keadilan, kesetaraan, dan kapasitas dalam mendukung negara-negara berkembang yang mengalami krisis,\” katanya.
Negara-negara G20 memiliki pengaruh besar terhadap aksi iklim global, karena mereka menyumbang lebih dari 77 persen dari emisi global dan mewakili 85 persen dari ekonomi global.
Posisi dominan ini membuat negara-negara ini sangat penting dalam menentukan apakah dunia dapat mencapai tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius.
G20 Brasil juga membahas sub-topik penting seperti tindakan iklim berkelanjutan dan transisi energi yang adil dan inklusif.
Sebelumnya, diskusi terkait perubahan iklim juga diadakan dengan melibatkan para ahli dalam memberikan penilaian independen dan wawasan tentang topik yang dipilih untuk dibahas dalam G20 TF-CLIMA.
Sesi terakhir KTT G20 di Brasil juga membahas topik terkait mobilisasi melawan perubahan iklim, keuangan berkelanjutan, dan efisiensi energi.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar Indonesia untuk Brasil Edy Yusop.
Sementara itu, yang mendampingi Sekretaris Jenderal PBB termasuk Pejabat Urusan Politik Utama Aguinaldo Baptista, Sekretaris Jenderal Li Junhua, Koordinator Resident PBB Silvia Rucks, dan Direktur Unit Pembangunan Berkelanjutan Michelle Gyles McDonnough.
Berita terkait: Prabowo, Biden berkomitmen untuk menurunkan emisi untuk mengatasi krisis iklim
Berita terkait: Indonesia menetapkan investasi $235 miliar untuk 100 GW listrik terbarukan
Penerjemah: Andi Firdaus, Resinta Sulistiyandari
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024