Prabowo berjanji kepada PM Singapura untuk menghadiri Retret Pemimpin 2025

Presiden Indonesia Prabowo Subianto berjanji kepada Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong untuk menghadiri Pertemuan Puncak Pemimpin 2025. “Saya sudah menyatakan bahwa saya akan hadir pada Pertemuan Puncak Pemimpin tahun depan di Singapura pada waktu dan tempat yang disepakati bersama,” Prabowo menyatakan setelah pertemuan dengan Wong di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Rabu.

Pertemuan Puncak Pemimpin diadakan setiap tahun oleh pemerintah Indonesia dan Singapura untuk membahas kerja sama bilateral di berbagai sektor serta perkembangan di tingkat regional dan global. Pada bulan April lalu, Pertemuan Puncak Pemimpin diadakan di Bogor antara Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo dan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Selama pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas upaya untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang politik dan pertahanan, ekonomi, ketahanan pangan, sosial-budaya, dan pendidikan. Menyambut Pertemuan Puncak Pemimpin 2025, Presiden Prabowo optimis bahwa pertemuan antara pemimpin kedua negara tetangga akan memperkuat hubungan yang semakin erat antara Indonesia dan Singapura, yang juga akan berdampak positif pada wilayah Asia Tenggara.

“Kami tetap bertekad untuk meningkatkan hubungan antara Singapura dan Indonesia agar lebih dekat dan lebih bermanfaat bagi kedua negara dan untuk wilayah Asia Tenggara,” Prabowo menyatakan. Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong juga berharap kehadiran Presiden Prabowo untuk melanjutkan kerja sama dan diskusi lebih lanjut antara kedua negara.

“Saya berharap dapat menyambut Anda di Singapura dalam waktu dekat untuk melanjutkan percakapan kita di Pertemuan Puncak Pemimpin tahunan kami, yang akan diadakan oleh Singapura tahun depan,” Wong menjelaskan. Berita terkait: Prabowo menyambut Perdana Menteri Singapura di Istana Merdeka Berita terkait: Indonesia, Singapura desak untuk segera mengakhiri kekerasan di Timur Tengah

MEMBACA  Jaksa Agung DC menghujat Wizards dan Capitals, mengatakan bahwa mereka mencoba menghindari kewajiban selama beberapa dekade kepada Washington.

Translator: Livia Kristianti, Mentari Dwi G., Yashinta Difa Editor: Rahmad Nasution Copyright © ANTARA 2024

Tinggalkan komentar