Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto pada Minggu berkomitmen pemerintah untuk mendengar aspirasi masyarakat dan menjunjung kebebasan berekspresi, di tengah maraknya aksi unjuk rasa di Indonesia.
“Kepada seluruh rakyat Indonesia, sampaikan aspirasi kalian dengan damai. Pemerintah akan mendengar, mencatat, dan bertindak,” kata Prabowo dalam konferensi pers di Istana Merdeka, yang dihadiri pejabat tinggi dan pimpinan partai politik.
Dia menyampaikan duka atas meninggalnya Affan Kurniawan, driver ojek online yang tewas tertabrak kendaraan taktis polisi saat kerusuhan Kamis lalu, dan menyatakan bahwa Polri telah menggelar penyelidikan yang transparan.
“Oknum yang terlibat pelanggaran sedang diselidiki dan menjalani proses etik,” tegasnya.
Presiden Prabowo juga mengatakan partai politik telah mengambil tindakan tegas terhadap anggota dewan yang pernyataan dan perilakunya memicu aksi protes.
Berita terkait: Prabowo dan Gibran pimpin rapat kabinet bahas stabilitas nasional
Menanggapi tuntutan demonstran, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah setuju untuk merevisi beberapa kebijakan yang kontroversial, termasuk terkait tunjangan yang tinggi dan perjalanan ke luar negeri.
“Pimpinan DPR, bersama ketua fraksi dan partai, mengingatkan anggota dewan untuk bertindak dengan empati dan mendahulukan kepentingan rakyat,” ujar Prabowo.
Konferensi pers ini dilakukan setelah rapat tertutup dengan elit politik untuk membahas gejolak tersebut. Yang hadir antara lain presiden kelima Indonesia dan Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri.
Pimpinan parlemen yang hadir meliputi Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR Puan Maharani, dan Ketua DPD Sultan Najamuddin.
Hadir juga Ketua Golkar Bahlil Lahadalia, Ketua PKB Muhaimin Iskandar, Ketua PAN Zulkifli Hasan, Ketua NasDem Surya Paloh, Wakil Ketua Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Sekjen PKS Muhammad Kholid.
Berita terkait: Prabowo dan partai setuju kurangi tunjangan anggota dewan, hentikan perjalanan luar negeri
Penerjemah: Fathur R, Tegar Nurfitra
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025