Pemerintah Indonesia akan mengeksplor potensi perdagangan karbon pada Konferensi Perubahan Iklim ke-30 (COP30) di Brazil bulan November. Beberapa negara telah menunjukkan minat untuk membeli karbon dari Indonesia.
“Kami juga akan fokus pada penjualan, karena akan ada sesi khusus bagi penjual untuk bertemu pembeli, dimana kami akan menjelaskan dan mendorong perdagangan karbon,” ujar Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, dalam rapat persiapan dengan delegasi Indonesia di Jakarta pada Rabu.
Pada acara tersebut, Indonesia akan mempresentasikan potensi perdagangan karbon di negara ini, termasuk karbon berbasis alam dari sektor kehutanan dan kelautan, serta dari sektor lainnya, termasuk energi, lanjutnya.
Hendropriyono mencatat bahwa beberapa negara telah menyatakan minat pada potensi perdagangan karbon Indonesia, termasuk Norwegia, dengan minat membeli setara 12 juta ton karbon dioksida (CO2e).
Namun, mekanisme yang diusulkan berbeda dengan pembelian karbon langsung, melainkan melibatkan investasi dalam proyek pembangunan berkelanjutan, termasuk energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), tambahnya.
“Norwegia bersedia mensubsidi proyek panel surya yang kurang layak secara ekonomi, sehingga proyek tersebut dapat berjalan,” jelasnya.
Dia mengatakan bahwa Indonesia juga melihat potensi kerjasama karbon dengan Korea Selatan di sektor kelapa sawit dan dengan Jepang untuk Sertifikat Energi Terbarukan (REC).
“Korea Selatan telah menyatakan minat pada kredit karbon dari POME (limbah pabrik kelapa sawit) dari sektor kelapa sawit. Kami akan mengamati perkembangan konvensionalisasinya, karena kami sudah memiliki MoU sebelumnya dengan Korea Selatan yang akan berakhir pada tahun 2026,” catatnya.
Selain itu, Indonesia juga sedang memproses Perjanjian Pengakuan Bersama (MRA) dengan Verra, sebuah badan standar dan registrasi pasar karbon, setelah sebelumnya mencapai kesepakatan dengan Gold Standard tahun ini.
“Kami pasti akan mendorong perdagangan karbon yang lebih besar melalui MRA dengan standar internasional. Kami berharap dapat terus melanjutkan ini,” tegas Hendropriyono.