Sabtu, 29 November 2025 – 17:05 WIB
IPO Superbank (SUPA) yang akan masuk ke pasar modal Indonesia adalah salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu di akhir tahun 2025. Sebagai bank digital yang didukung oleh perusahaan teknologi dan keuangan besar, langkah SUPA ini membuka kesempatan untuk masyarakat memiliki sebagian sahamnya dari hari pertama. Artikel ini akan membahas profil Superbank, analisis prospektus, sampai panduan praktis cara ikut dalam pesan IPO-nya.
Baca Juga:
Fantastis! China Bakal Investasi ke Kawasan Industri Batang Rp36,4 Triliun
Apa Itu IPO Superbank (SUPA)?
Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Umum Perdana adalah proses pertama kali suatu perusahaan menawarkan sahamnya ke publik dan mendaftarkannya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam hal ini, PT Super Bank Indonesia Tbk, dengan kode saham SUPA, akan melepas sampai 4,4 miliar saham baru, yang setara dengan 13% dari modalnya, kepada investor publik.
Baca Juga:
Perbaiki Iklim Usaha dan Investasi, Purbaya Bakal Buka Kanal Pengaduan Bisnis
Dana dari IPO SUPA, yang ditargetkan bisa mencapai Rp 3,06 triliun, rencananya akan digunakan untuk dua hal utama: 70% untuk modal kerja guna mendukung penyaluran kredit, dan 30% untuk belanja modal (capital expenditure) guna pengembangan teknologi dan produk. Dengan harga penawaran sekitar Rp 525 – Rp 695 per saham, IPO ini membuat Superbank jadi salah satu emiten baru yang cukup signifikan di sektor keuangan.
Profil dan Latar Belakang Superbank
Baca Juga:
Perlu Strategi Adaptif Tangkap Potensi Pertumbuhan Ekonomi, Ini Penjelasannya
Superbank bukan pemain baru, melainkan hasil transformasi dari PT Bank Fama Internasional yang sudah berdiri sejak 1993 di Bandung. Transformasi besarnya menjadi bank digital dimulai pada akhir 2021 saat Grup Emtek (Elang Mahkota Teknologi) resmi menjadi pemegang saham pengendali.
Kekuatan utama Superbank terletak pada konsorsium strategis di belakangnya. Kepemilikan sahamnya didukung oleh nama-nama besar:
- PT Elang Media Visitama (Grup Emtek): 27,07% – Konglomerasi media dan teknologi Indonesia.
- PT Kudo Teknologi Indonesia (Grab): 16,67% – Ekosistem "super-app" terkemuka di Asia Tenggara.
- GXS Bank Pte. Ltd. (Singapura): 10,44% – Perusahaan fintech dari Singapura.
- KakaoBank Corp. (Korea Selatan): 8,66% – Bank digital ternama dari Korea Selatan.
Kemitraan ini memungkinkan Superbank menjangkau segmen underbanked dengan efektif lewat integrasi dengan aplikasi Grab dan OVO, yang sudah berhasil mengakuisisi 64,4% pengguna aplikasi Superbank per 30 Juni 2024.
Laporan Keuangan Superbank
Superbank menunjukkan kinerja keuangan yang sangat impresip dalam perjalanannya menuju IPO. Berikut adalah pencapaiannya hingga Kuartal III 2025: