Ponorogo Berupaya Bergabung dengan Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) – Pemerintah Indonesia telah resmi mengajukan keanggotaan jaringan UNESCO Creative Cities Network (UCCN) untuk Kabupaten Ponorogo dan Kota Malang.
“Alhamdulillah, Kabupaten Ponorogo dan Kota Malang terpilih untuk diajukan ke UNESCO. Tentu, ini adalah perjalanan panjang bagi kita untuk menjadi bagian dari kota kreatif dunia,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edhie, di sini pada hari Kamis.
Selain Ponorogo, beberapa kota dan kabupaten di Indonesia — Bantul, Tangerang, Buleleng, Malang, dan Makassar — masuk dalam daftar enam nama teratas yang diajukan ke UCCN.
Tahun lalu, Ponorogo gagal diajukan ke UCCN.
“Pada tahun 2023, kami masuk dalam enam besar. Saat itu, Kabupaten Ponorogo dikalahkan oleh Surakarta dan Depok. Indonesia mengajukan kota Surakarta sebagai sektor unggulannya dalam kerajinan dan kesenian rakyat. Meskipun begitu, kami tidak akan menyerah,” katanya.
Kemudian, dalam sesi yang diadakan oleh UNESCO, Kabupaten Ponorogo akan bersaing untuk status kota kreatif dalam kategori Kerajinan dan Seni Rakyat.
Ia akan dipromosikan untuk perkembangan seni dan budaya, mode, media, kerajinan, kriya serta seni kuliner dan gastronomi.
Sejumlah manfaat dapat diperoleh jika masuk dalam daftar kota kreatif dunia, termasuk dalam hal memfasilitasi kerjasama antar negara, memperkenalkan budaya, dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi di sektor ekonomi kreatif.
Selain itu, seni Reog Ponorogo juga telah diajukan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.
“Tentu, kita sangat perlu bersyukur atas pencapaian ini. Indonesia mampu mengirimkan dua nominasi sekaligus, yaitu sebagai jaringan kota kreatif dunia dan Reog Ponorogo, yang diajukan di ICU UNESCO dan hanya menunggu sidang pada 2–7 Desember (2024),” ujar Edhie.
Berita terkait: Pemerintah memilih 6 contoh peran ekonomi kreatif
Berita terkait: Uno mendorong Denpasar untuk bergabung dengan jaringan kota kreatif UNESCO
Translator: Destyan H. Sujarwoko, Yashinta Difa
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024

MEMBACA  Masa depan 23andMe menimbulkan kekhawatiran lebih banyak, seiring dengan peningkatan analisis data genomik

Tinggalkan komentar