Jakarta (ANTARA) – Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA dan PPO) Polri mengadakan acara sosialisasi untuk melibatkan pekerja migran Indonesia di Hong Kong dan mendengarkan aspirasi mereka.
Direktur PPA dan PPO Brigadir Jenderal Nurul Azizah mengatakan dalam pernyataan Polri yang diterima Minggu, selain mengumpulkan aspirasi, pihaknya juga mendapat kesempatan mendengar langsung tantangan yang dihadapi pekerja migran Indonesia di Hong Kong.
Selain itu, mereka memberikan pendidikan hukum, mempromosikan langkah perlindungan untuk perempuan dan anak, serta berbagi upaya pencegahan perdagangan orang.
Setelah mendengar cerita pekerja migran, Azizah memuji semangat dan ketahanan mereka yang bekerja sambil mengejar pendidikan untuk pengembangan diri.
“Banyak di antara mereka yang sudah berhasil menyelesaikan studi dan lulus. Ini pencapaian luar biasa yang patut diapresiasi,” ujarnya.
Berita terkait: Hong Kong butuh lebih banyak pekerja rumah tangga asing, termasuk dari Indonesia
Melalui kegiatan ini, ia berharap pekerja migran Indonesia di Hong Kong semakin merasa terlindungi, suara mereka didengar, dan lebih dekat dengan institusi kepolisian.
Azizah juga menekankan bahwa acara ini menunjukkan komitmen Polri memberikan perlindungan menyeluruh bagi WNI di luar negeri sekaligus mempererat hubungan antara polisi dan komunitas migran.
“Polisi hadir di sini untuk memastikan pekerja migran mendapat perlindungan hukum yg tepat. Kehadiran kami juga mencerminkan pelayanan publik nyata, tidak hanya di dalam negeri tapi juga untuk WNI di luar,” katanya.
Menurut Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas), pembentukan Direktorat PPA dan PPO Polri pada 17 Desember 2024 mencerminkan komitmen lembaga penegak hukum untuk memastikan keadilan bagi perempuan, anak, dan kelompok rentan.
Berita terkait: Kementerian desak Hong Kong naikkan upah minimum pekerja migran
Penerjemah: Nadia, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025