Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jakarta melakukan patroli besar-besaran pada hari Minggu untuk mengamankan ibu kota, setelah seminggu terjadi aksi unjuk rasa.
Dipimpin oleh kepala operasi, 324 petugas dibagi menjadi tiga kelompok untuk mencakup berbagai bagian kota.
“Patroli dilakukan untuk melindungi masyarakat dan memberikan rasa aman,” kata juru bicara polisi Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi disini, Minggu.
Dia mencatat bahwa operasi serupa akan dilakukan dalam hari-hari mendatang dengan dukungan militer dan pemerintah provinsi DKI Jakarta.
Ade menambahkan bahwa patroli akan dilakukan dengan “pendekatan humanis dan persuasif,” dengan petugas secara aktif berkomunikasi dengan para pemimpin agama, masyarakat, dan pemuda.
Dia menekankan bahwa polisi hanya akan mengambil tindakan tegas terhadap kekerasan atau vandalisme sebagai “upaya terakhir.”
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada warga yang membantu menjaga ketertiban umum selama kerusuhan.
Unjuk rasa baru-baru ini di seluruh Indonesia terutama dipicu oleh kemarahan publik atas rencana tunjangan perumahan bulanan sebesar Rp50 juta (sekitar US$3.000) untuk anggota DPR, yang dianggap banyak orang berlebihan di tengah biaya hidup yang meningkat dan ekonomi yang lemah.
Situasi diperburuk oleh beberapa komentar anggota DPR yang dianggap tidak sensitif dan tidak memahami keadaan, seperti membandingkan diri mereka dengan pekerja kasar, menyebut pengunjuk rasa “bodoh,” dan membenarkan tunjangan dengan alasan jarak tempuh mereka yang jauh.
Demonstrasi meningkat dan menjadi lebih keras setelah sebuah video viral yang menunjukkan kendaraan taktis polisi menabrak dan menewaskan seorang pengemudi ojek online selama unjuk rasa di Jakarta.
Berita terkait: Prabowo dukung ekspresi damai, peringatkan tindakan makar
Berita terkait: Prabowo umumkan pembalikan kebijakan DPR di tengah kemarahan publik
Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025