Jakarta (ANTARA) – Pejabat tinggi Indonesia di bidang hukum dan HAM menyatakan bahwa polisi harus belajar dari hubungan baik pemadam kebakaran dengan masyarakat. Dia mencatat bahwa sekarang banyak warga yang minta bantuan ke kru pemadam untuk masalah-masalah yang tidak ada hubungannya dengan kebakaran.
Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Keimigrasian, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengaku terkejut dengan laporan yang menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih menghubungi pemadam kebakaran daripada polisi, bahkan untuk situasi rumah tangga yang tidak darurat atau tidak biasa.
Berbicara dalam sebuah kuliah di Universitas Muslim Indonesia di Makassar pada Senin, Yusril mengatakan tren ini menyoroti pergeseran dalam persepsi publik.
Banyak warga, katanya, tampaknya merasa lebih aman dan tidak terlalu takut ketika berurusan dengan petugas pemadam.
Dia memberikan contoh warga yang memanggil pemadam untuk menyingkirkan ular atau buaya dari rumah, menyelamatkan orang yang terjebak di terali jendela, atau menangani insiden kecil yang bukan merupakan tugas polisi.
Yusril menganggap sangat menarik bahwa pemadam kebakaran telah menjadi penanggap pertama untuk hewan berbahaya, sementara polisi jarang dihubungi untuk kejadian seperti itu.
Dia menambahkan bahwa tren ini mencerminkan masalah kepercayaan yang lebih dalam.
Menurut Yusril, pergeseran ini menunjukkan bahwa pemadam kebakaran dipandang lebih mudah didekati dan melindungi, sementara polisi sering kali menimbulkan ketakutan atau ketidaknyamanan, sehingga membuat orang enggan mencari bantuan mereka.
Berita terkait: Polisi bantu tangani insiden kebakaran kapal tangker di perairan Ampenan
Dia mengatakan fenomena ini seharusnya mendorong refleksi yang serius di dalam tubuh kepolisian.
Para petugas, tambahnya, perlu membangun kembali kepercayaan dengan menunjukkan perlindungan, pelayanan, dan profesionalisme, bukannya intimidasi.
Yusril mengakui adanya kritik yang terus berlanjut terhadap penyidik polisi, dengan menyatakan bahwa kekhawatiran atas kinerja penegakan hukum harus diatasi melalui reformasi dan peningkatan akuntabilitas.
Dia menekankan bahwa kepercayaan publik hanya dapat dipulihkan jika para petugas secara konsisten menjunjung tinggi transparansi dan keadilan dalam penyelidikan dan interaksi sehari-hari dengan warga.
Yusril menyebutkan bahwa reputasi pemadam kebakaran yang dapat diandalkan memberikan pelajaran praktis bagi polisi tentang cara memperkuat keterlibatan masyarakat dan memastikan warga merasa didukung.
Dia mendorong pimpinan polisi untuk memperlakukan umpan balik masyarakat sebagai panduan yang konstruktif, bukan permusuhan, dan untuk mengadopsi praktik-praktik yang berorientasi pada pelayanan yang mengutamakan keselamatan publik daripada prosedur yang kaku.
“Tugas kita adalah untuk memperbaiki. Kami menerima saran-saran ini agar kondisi dapat membaik di masa depan,” kata Yusril.
Berita terkait: Empat polisi di Solok, Sumatra Barat dipecat karena pelanggaran
*Penerjemah: Abdul Kadir, Mecca Yumna
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025*