Polemik Tambang Raja Ampat: Reaksi Kebijakan ESDM dalam Memperkuat Tata Kelola Sektor Mineral

Senin, 9 Juni 2025 – 01:46 WIB

Jakarta, VIVA – Polemik tambang nikel di Raja Ampat gak bisa dipisahin dari kebijakan besar pemerintah soal pengelolaan sumber daya alam.

Baca Juga:
DPR Ingatkan Polemik Tambang Raja Ampat Jangan Sampai Ganggu Agenda Hilirisasi

Anggota Komisi XII DPR RI Rusli Habibie bilang isu ini bisa dipake buat nyerang Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Beliau lagi perkuat tata kelola mineral lewat kebijakan royalti sama Devisa Hasil Ekspor (DHE).

“Isu ini mungkin reaksi dari kelompok yang gak puas sama kebijakan Kementerian ESDM, khususnya soal pendapatan negara dari pertambangan. Jangan sampe kita ikut permainan yang cuma mau njatuhin,” kata Rusli, Minggu, 8 Juni 2025.

Baca Juga:
Menteri LH Bakal Tinjau Kembali Soal Izin 4 Perusahaan Tambang di Raja Ampat

Rusli jelasin, Menteri ESDM lagi jalanin tugas berat buat benahin sektor energi dan mineral. Kebijakan reformasi royalti sama aturan DHE udah bikin kepentingan nasional lebih terlindungi, tapi langkah ini juga bikin resistensi dari kelompok yang biasa enak sama aturan longgar.

Perahu Boat melintasi kawasan wisata Piaynemo di Raja Ampat
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay

Baca Juga:
Menteri Bahlil Bakal Awasi Lima Perusahaan Tambang di Raja Ampat

“Pak Menteri ESDM bukan cuma ngurus teknis, tapi juga bawa agenda kedaulatan ekonomi. Makanya dia jadi target serangan,” ujar Rusli.

Dia dukung penghentian sementara operasi tambang PT Gag Nikel di Raja Ampat. Menurutnya, keputusan ini bukti pemerintah peduli prinsip kehati-hatian, keberlanjutan, dan aspirasi masyarakat.

“Pemerintah serius atur sektor ini sambil dengerin suara rakyat. Tapi kita harus waspada karena ada framing yang sengaja nakal buat belokin kebijakan nasional,” tegasnya.

MEMBACA  Anies Berupaya Mengatasi Masalah Zonasi dengan Menjaga Keseimbangan Antara Sekolah Swasta dan Negeri

Rusli bilang, percepatan pembangunan nasional gak boleh terganggu sama narasi sesat. Evaluasi tambang di Raja Ampat harus objektif, tapi jangan dipake buat lemahin semangat reformasi.

Halaman Selanjutnya