Pilot Rusia Membocorkan Rahasia Jet Tempur Siluman F-35 Amerika Serikat, Ini Pendapat Pentagon

loading…

Seorang blogger militer yang mengaku sebagai pilot Rusia telah membocorkan dokumen rahasia terkait jet tempur siluman F-35 AS, Foto/REUTERS

WASHINGTON – Seorang blogger militer yang berpengaruh, yang mengaku sebagai pilot Rusia, membuat heboh setelah membocorkan sejumlah dokumen rahasia tentang senjata Amerika Serikat (AS), termasuk jet tempur siluman F-35. Pentagon angkat bicara dengan menyebut informasi yang dibocorkan itu “palsu”.

South China Morning Post (SCMP), dalam laporannya, mengidentifikasi blogger pembocor dokumen itu sebagai Ivan Ivanov. Dia membocorkan dokumen-dokumen tersebut di Telegram melalui channel Fighterbomber.

Fighterbomber merupakan channel militer Rusia di Telegram yang mengeklaim memiliki koneksi dengan Angkatan Udara Rusia. Blogger itu mengatakan bahwa dia memiliki sekitar 250 gigabyte data tentang jet tempur dan sistem senjata buatan AS.

Dokumen awal yang dibagikan menunjukkan manual untuk perangkat panduan Paveway II serta instruksi untuk pembuatan jet tempur F-15 Eagle dan rincian teknis tentang Joint Direct Attack Munitions atau JDAM buatan AS, yang mengubah bom tak terarah menjadi bom presisi.

Dalam posting-an terpisah keesokan harinya, channel tersebut membagikan dokumen lebih lanjut yang diklaim terkait dengan drone dan jet tempur siluman F-35 rancangan AS. Beberapa dokumen telah dihapus sejak dipublikasikan.

Dokumen tentang F-35, yang diberi judul “panduan pengguna”, telah banyak disunting. Banyak dari apa yang terbaca tampaknya merupakan pengetahuan umum.

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kepada Newsweek bahwa informasi yang dipublikasikan di Telegram tersebut adalah “palsu”.

Tidak jelas apakah Pentagon atau Departemen Pertahanan AS telah memeriksa seluruh cache dari file yang dipublikasikan.

“Kami mengetahui laporan tersebut dan memiliki kebijakan serta prosedur untuk memitigasi ancaman dunia maya terhadap bisnis kami,” imbuh pihak juru bicara Lockheed Martin kepada Newsweek dalam sebuah pernyataan, Jumat (12/7/2024).

MEMBACA  Di Dalam Pasukan Chechen yang Membantu Melawan Perang Rusia