loading…
Figur Didarul Islam jadi perhatian media Amerika. Dia adlah polisi NYPD yang meninggal dalam penembakan massal di Manhattan. Foto/Amir Hamja/The New York Times
**MANHATTAN** – Suara ketukan pintu yang merdu terdengar di daerah Bronx yang sedang hujan pada Kamis sore saat enam petugas NYPD mengangkat peti jenazah salah satu rekannya: [Didarul Islam](https://international.sindonews.com/read/1599193/42/penembakan-guncang-gedung-pencakar-langit-manhattan-as-polisi-tewas-pelaku-bunuh-diri-1753751229).
Mereka membawa jenazah Didarul keluar dari masjid tempat upacara pemakamannya berlangsung, menuju jalan dimana ribuan petugas berdiri memberi hormat dalam diam. Dia termasuk satu dari empat korban tewas dalam penembakan massal di Midtown Manhattan hari Senin kemarin.
Seperti diiringi lagu, hujan semakin deras selama prosesi pemakaman, membasahi bendera NYPD berwarna hijau, biru, dan putih yang menutupi peti jenazahnya.
[Baca Juga: Penembakan Guncang Gedung Pencakar Langit Manhattan, Polisi Tewas, Pelaku Bunuh Diri](https://international.sindonews.com/read/1599193/42/penembakan-guncang-gedung-pencakar-langit-manhattan-as-polisi-tewas-pelaku-bunuh-diri-1753751229)
Kejadian pilu itu, yang terekam dalam foto dan video di berbagai media AS, terjadi di lingkungan tempat tinggal Didarul sendiri, Masjid Jami Parkchester.
Lautan petugas NYPD dan lembaga hukum lainnya berbaris di bawah guyuran hujan.
Ayah dua anak berusia 36 tahun ini tengah mempersiapkan kelahiran anak ketiga bersama istrinya yang sedang hamil. Dia juga anak satu-satunya dalam keluarga. Kematiannya sangat dirasakan oleh komunitas Bangladesh di Parkchester.
Keluarga, anggota komunitas Muslim, dan pemimpin New York berduka atas kepergian Didarul Islam sebagai ayah yang penuh dedikasi dan pelindung yang gigih bagi warga New York.
Didarul tewas ditembak oleh pria bersenjata berusia 27 tahun di lobi gedung 345 Park Avenue hari Senin. Saat itu, ia sedang bertugas sebagai petugas keamanan di gedung tersebut, bukan sebagai anggota polisi aktif.