Pertemuan PUIC membahas Islamophobia, metode diplomasi untuk mengakhiri konflik.

Jakarta (ANTARA) – Islamophobia menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Konferensi Kekesraan Uni Parlemen Negara-Negara Anggota OKI (PUIC) ke-19 di Jakarta.

Hal ini dikonfirmasi oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Mardani Ali Sera, di Jakarta pada hari Selasa.

Menurut Sera, isu Islamophobia tidak hanya berkaitan dengan penderitaan umat Muslim, tetapi juga pola pikir yang salah.

“Pola pikir yang menempatkan orang lain sebagai lebih rendah, lebih lemah, lebih buruk; itulah yang harus diperbaiki,” paparnya.

Selain itu, katanya, konferensi membahas beberapa isu lain yang terkait dengan umat Muslim, termasuk konflik antara India dan Pakistan serta konflik antara kelompok etnis minoritas Muslim Uighur dengan pemerintah China di wilayah Xinjiang.

Berita terkait: Indonesia, Mesir berminat mempromosikan Islam moderat untuk melawan ekstremisme

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa konflik yang melibatkan kelompok Muslim Moro di Filipina selatan dan pemberontakan Boko Haram di Nigeria juga dibahas dalam konferensi.

Ia mengungkapkan bahwa dalam diskusi tersebut, diprioritaskan pendekatan diplomasi untuk menyelesaikan konflik dengan damai.

“Kami sepakat bahwa kami akan memprioritaskan pendekatan diplomasi,” katanya.

Sera menginformasikan bahwa isu-isu terkait Palestina dan minoritas Muslim dimasukkan dalam diskusi komite politik dan hubungan internasional dalam konferensi pada hari Selasa.

“Untuk Palestina, ada tiga isu: kondisi Palestina, tentang bantuan untuk Palestina, dan juga negara-negara sekitarnya, seperti Yordania, Mesir, dan Lebanon, yang juga terdampak. Ada juga 10 resolusi tentang minoritas,” paparnya.

Ia mengatakan bahwa semua isu ini dibahas dengan cermat, dan sebuah peta jalan mengenai langkah-langkah diplomasi yang harus diambil dengan semangat solidaritas dan kemanusiaan telah dibuat.

Berita terkait: Tren Islamophobia meningkat di seluruh dunia

MEMBACA  Rusia menetapkan tanggal untuk sidang tertutup jurnalis AS | Berita Perang Rusia-Ukraina

Penerjemah: Melalusa Susthira, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2025