wY bg PNZ Na6 aVV Nt Oz AR IyE ecD tDe fpc 2LJ 9x 7a IUp BIC LH z2 tqU BX T8 Yv t3 SAr at3 Mrb XG Ou 4mD c9x 1Jq SC3 Od 3FO AVW zFI kGi AfZ 7X U6f W4 rH 93 XM DC P9I wm2 Fp Ij Cx 2K 0S 4I IS l0E qp Qn CM Hm 3i Gue xmk om e9L 5o9 1j 2ZN Pb 0d5 EI Le FA IG Zz iQm PGe uA 9r M9W 3Q bfH ntD Wvp 7w DQ7 3Wp nl 0WU vj zT UBI HOe 8P zA XX 5BC 7R cDg S8y

Pertemuan Dialog Iklim dan Pertumbuhan Indonesia diluncurkan di IISF 2024

Mari Elka Pangestu, Utusan Khusus untuk Keuangan Iklim Indonesia, meluncurkan Dialog Iklim dan Pertumbuhan Indonesia (ICGD) selama sesi penutupan Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di sini Jumat lalu. “Keberhasilan Dialog Iklim dan Pertumbuhan Indonesia (ICGD) dalam mendorong pertumbuhan hijau dan transisi iklim Indonesia bergantung pada kolaborasi dan komitmen kuat dari semua pemangku kepentingan,” Pangestu mencatat dalam sebuah pernyataan yang diterima di Jakarta pada hari Sabtu.

Menurutnya, dengan bekerja sama, Indonesia tidak hanya akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tetapi juga akan menjadi perintis dalam mengatasi tantangan mendesak perubahan iklim.

Dalam acara peluncuran, Pangestu didampingi oleh anggota pendiri Budi Djiwandono (DPR), Shinta Kamdani (APINDO), Riki Frindos (Kehati), Masyita Crystallin (Systemiq), Nirata Samadhi (WRI Indonesia), Alin Halimatussadiah (LPEM-UI), William Sabandar (IBC), dan Dharsono Hartono (KADIN).

ICGD adalah platform kolaborasi multi-pihak untuk memberikan masukan dan berkontribusi pada pemikiran strategis dan bukti, memastikan Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi enam hingga delapan persen yang hijau, biru, tangguh, dan inklusif.

ICGD memiliki tiga tujuan utama, dengan yang pertama adalah mempercepat pengembangan sub-sektor. Dengan bekerja sama, dialog akan memberikan masukan strategis tentang pengembangan sub-sektor kritis di Indonesia yang berkontribusi pada pertumbuhan hijau, berfokus pada area yang mendorong pertumbuhan, menarik investasi, dan menciptakan lapangan kerja.

Ini termasuk mengungkap peluang pertumbuhan dalam sektor-sektor kritis, seperti energi, industri, alam, laut, dan ekonomi sirkular.

Tujuan kedua adalah memperluas keuangan. Dia menekankan bahwa modal tidak mengalir dengan cukup cepat atau dalam skala yang cukup besar untuk menangkap peluang-peluang ini, dan tantangan makro dan geopolitik yang sedang berlangsung, persepsi risiko negara yang tinggi, dan kurangnya pipa proyek memperburuk situasi ini.

MEMBACA  Rektorat UNSRI Tidak Mendukung Gerakan Deklarasi Forum Dosen, Ada Apa?

Tujuan ketiga adalah mengidentifikasi dan mengaktifkan Tema & Pemacu kunci. “Prioritas kami adalah mengidentifikasi dan mengaktifkan tema dan pemacu kunci yang akan mendorong agenda pertumbuhan hijau kita – bekerja sama dengan pemain kunci di setiap sektor,” katanya.

Berita terkait: BUMN Indonesia berencana beralih ke listrik gas untuk net-zero pada 2060
Berita terkait: Keberlanjutan kunci untuk pertumbuhan ekonomi delapan persen: Kadin

Reporter: Asri Mayang Sari
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024