Kementerian Agama mengatakan bahwa beberapa efisiensi berhasil dicapai melalui negosiasi dengan penyedia layanan di Arab Saudi, yang mengarah pada penurunan biaya Haji.
Direktur jenderal organisasi Haji dan Umrah di kementerian, Hilman Latief, mengatakan efisiensi diterapkan pada berbagai komponen, termasuk akomodasi, konsumsi, dan biaya layanan, di puncak musim Haji dan untuk Arafah-Muzdalifah-Mina.
“Efisiensi juga diterapkan dalam komponen operasional layanan publik domestik dan internasional. Total efisiensi mencapai Rp600 miliar,” ujarnya di Jakarta pada hari Selasa.
Pemerintah dan parlemen Indonesia telah menyetujui Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1446 H/2025 M, yang akan mencapai Rp89.410.258,79 (sekitar US$5.588,14) rata-rata, dengan asumsi kurs Rp16 ribu untuk satu dolar AS dan Rp4.266,67 untuk satu riyal Saudi.
Tahun ini, rata-rata BPIH menyusut sebesar Rp4.000.027,21 dari Rp93.410.286,00 (sekitar US$5.838,14) pada tahun 2024.
Pengurangan ini menyebabkan penurunan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Bipih) yang harus dibayarkan oleh jamaah.
Bipih rata-rata yang dibayar oleh calon jamaah pada tahun 2024 adalah Rp56.046.171,60 (sekitar US$3.502,8). Sementara itu, rata-rata Bipih untuk tahun 2025 akan menjadi Rp55.431.750,78 (sekitar US$3.464,48)
Penggunaan Nilai Manfaat yang dialokasikan dari optimalisasi setoran awal jamaah juga mengalami penurunan.
Nilai manfaat rata-rata per orang pada tahun 2024 adalah Rp37.364.114,40 (sekitar US$2.335,25). Tahun ini, nilai manfaat rata-rata per orang telah turun menjadi Rp33.978.508,01 (sekitar US$2.123,65).
Selain itu, pembelian sejumlah peralatan yang diperlukan oleh jamaah, yang menjadi fokus pada tahun 2024, juga membantu mengurangi biaya Haji tahun ini. Jadi, tidak perlu membelinya lagi tahun ini.
“Kami mengoptimalkan peralatan yang ada, seperti mesin pembaca dokumen perjalanan, perangkat perekam data visa bio, dan lain-lain. Alhamdulillah, ini dapat mengurangi biaya Haji,” kata Latief.
Indonesia telah menerima kuota Haji sebanyak 221 ribu jamaah untuk tahun ini. Kuota tersebut memungkinkan untuk 201.063 jamaah reguler, 1.572 petugas Haji regional, 685 pemandu untuk Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU), dan 17.680 jamaah Haji khusus.