“
loading…
Presiden Vladimir Putin (Kanan) dan Presiden AS Donald Trump di Helsinki pada 16 Juli 2018. Trump akan mengupayakan kesepakatan cepat untuk mengakhiri perang di Ukraina. FOTO/AP
JAKARTA – Permusuhan Rusia dan Amerika Serikat (AS) mulai berakhir. Moskow perlahan meninggalkan BRICS dengan tidak lagi mencampakkan dolar AS dalam perdagangan dan transaksi.
Dalam sebuah kesepakatan bersejarah, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengusulkan untuk memasok 2 juta ton aluminium ke pasar AS. Langkah ini dapat menstabilkan harga di sektor logam komoditas dan meredakan fluktuasi harga dan volatilitas pasar.
Rusia juga menegaskan potensi kesepakatan dengan AS dalam memasok sumber daya tanah jarang. Rusia memiliki cadangan logam tanah jarang terbesar kelima di dunia yang dapat digunakan AS untuk produksi industri dan militer dan sangat menguntungkan.
Kesepakatan ekonomi besar ini mencakup pasokan aluminium dan material tanah jarang dari Rusia ke AS. Presiden Donald Trump sebelumnya mengisyaratkan transaksi pembangunan ekonomi besar dengan Rusia akan segera terjadi.
Pasokan tanah jarang dari Rusia tersebut sebagian besar akan digunakan untuk produksi magnet yang mengubah daya menjadi gerakan untuk kendaraan listrik (EV). Ini juga mencakup produksi ponsel dan peralatan militer lainnya. Adapun kesepakatan ini akan menjadi sebuah perubahan kebijakan besar Rusia.
“Kami akan siap untuk menawarkan proyek-proyek bersama dengan mitra-mitra Amerika kami. Dan ketika saya mengatakan ‘mitra’, yang saya maksudkan bukan hanya struktur administratif dan pemerintahan tetapi juga perusahaan-perusahaan apabila mereka menunjukkan ketertarikan untuk bekerja sama,” ujar Putin dilansir dari Watcher Guru, Rabu (26/2/2025).
“Kami tidak diragukan lagi. Saya ingin menekankan, memiliki sumber daya yang jauh lebih banyak daripada Ukraina.”
Sebagaimana diketahui, setelah Trump mengambil alih Gedung Putih pada Januari, negara-negara BRICS mundur untuk memberi pelajaran AS. India baru-baru ini menolak gagasan untuk meluncurkan mata uang BRICS dan tetap menggunakan dolar AS untuk perdagangan.
Tak hanya itu, Brasil juga mempertimbangkan untuk membatalkan ide mata uang bersama dalam pertemuan puncak mendatang di bulan Juli. Selain itu, China mendesak AS untuk tidak mempersenjatai perdagangan dengan tarif. Rusia, yang awalnya pendukung setia dedolarisasi kini sedang mencari kesepakatan bisnis dengan AS.
(nng)
“