Pertandingan Tinju Berubah Sejak Mayweather Jr vs Conor McGregor

Tinju telah mengalami perubahan signifikan sejak pertarungan antara Floyd Mayweather Jr. dan Conor McGregor pada tahun 2017. Duel ini tidak hanya sekadar pertarungan antara dua atlet, tetapi juga menjadi awal dari era pertarungan lintas disiplin, di mana petinju bersedia melawan lawan dari disiplin lain seperti pegulat MMA dan bahkan selebritas internet.

Sejak saat itu, tinju profesional mengalami perubahan paradigma. Tradisi pertarungan berdasarkan keterampilan dan kompetisi antar petinju elit mulai bergeser ke arah hiburan yang lebih berorientasi pada daya tarik figur populer. Hal ini memunculkan pro dan kontra mengenai apakah tinju masih mempertahankan esensinya sebagai olahraga kompetitif atau telah berubah menjadi tontonan semata.

Ketika Floyd Mayweather Jr., petinju dengan rekor tak terkalahkan 49-0, menerima tantangan dari Conor McGregor, banyak yang menganggap pertarungan ini hanya sebagai strategi bisnis belaka. Namun, pertarungan tersebut berhasil mencetak sejarah dengan penjualan pay-per-view (PPV) tertinggi yang menghasilkan pendapatan sekitar USD600 juta atau sekitar Rp9 triliun.

McGregor, meskipun tidak memiliki pengalaman bertinju profesional, mampu bertahan hingga ronde ke-10 sebelum akhirnya kalah TKO. Pertarungan ini membuka mata banyak pihak akan fakta bahwa popularitas seringkali lebih menarik daripada keterampilan teknis yang terasah dengan baik. Pertarungan berbasis figur terkenal ternyata lebih menarik bagi penonton daripada pertarungan antara petinju profesional yang mungkin kurang memiliki daya tarik di luar ring.

Sejak saat itu, tren pertarungan antara petinju profesional dan sosok non-petinju semakin meningkat. Banyak petinju sekarang tidak ragu untuk menerima tantangan bertarung melawan pegulat MMA, selebritas, bahkan influencer media sosial.

Setelah Mayweather vs McGregor, beberapa pertarungan serupa mulai muncul, antara lain:

– Tyson Fury vs Francis Ngannou (2023): Tyson Fury, mantan juara dunia kelas berat, menghadapi Francis Ngannou, mantan juara UFC yang belum pernah bertinju profesional sebelumnya. Meskipun Fury keluar sebagai pemenang, Ngannou berhasil menjatuhkannya di ronde ketiga, mengejutkan dunia tinju.

MEMBACA  KAI Daop 1 Jakarta Menambahkan 7 Kereta Api selama Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek 2025

– Jake Paul vs Petarung MMA: Jake Paul, seorang YouTuber yang beralih ke dunia tinju, sukses menantang beberapa mantan petinju dan pegulat MMA seperti Tyron Woodley, Anderson Silva, dan Nate Diaz. Meskipun sering diremehkan, Paul tetap mampu menarik perhatian publik.

– Mike Tyson vs Jake Paul (2024): Di usia 58 tahun, Mike Tyson kembali ke ring untuk melawan Jake Paul dalam pertarungan yang menjadi event olahraga paling banyak ditonton di Netflix. Meskipun laga ini mendapat banyak kritik karena dianggap lebih sebagai hiburan daripada olahraga sejati.

Pertarungan antara Mike Tyson dan Jake Paul di AT&T Stadium, Texas, pada November 2024 menjadi bukti bagaimana wajah tinju telah berubah. Duel ini menjadi laga olahraga paling banyak ditonton dalam sejarah Netflix, namun juga mendapat kritik dari berbagai pihak, termasuk Presiden World Boxing, Boris van der Vorst.

Van der Vorst menyatakan kekhawatirannya terhadap tren pertarungan influencer yang bisa membahayakan keselamatan petinju. Ia menegaskan bahwa keselamatan para petarung harus menjadi prioritas utama. Salah satu kritik utama adalah tidak adanya perlindungan ekstra dalam pertarungan ini. Tyson dan Paul bertarung selama delapan ronde berdurasi dua menit tanpa pelindung kepala atau sarung tangan yang lebih tebal, meningkatkan risiko cedera serius.

Walau pertarungan ini seharusnya berlangsung pada Juni 2024, namun harus ditunda setelah Tyson mengalami masalah kesehatan. Meskipun demikian, Tyson tetap bersikeras untuk naik ring di usia hampir 60 tahun.

Setelah pertarungan, Tyson menyatakan rasa bangganya. “Saya hampir mati pada Juni lalu, tetapi saya bangkit dan bertarung. Bisa menyelesaikan 8 ronde melawan petarung berbakat yang setengah usia saya, di hadapan stadion yang penuh, adalah pengalaman luar biasa,” tulisnya di media sosial.

MEMBACA  Jadwal Bus AKAP dari Bali ke Pulau Jawa Sabtu, 13 April 2024, Harga Tiket Meningkat Lagi! Jadwal Bus AKAP dari Bali ke Pulau Jawa Sabtu, 13 April 2024, Harga Tiket Naik Lagi! - Schedule of AKAP Buses from Bali to Java Island on Saturday, April 13, 2024, Ticket Prices Increase Again!

Tinggalkan komentar