Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga kembali menegaskan komitmennya dalam pengembangan energi bersih dengan memperoleh sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) lagi, memperkuat perannya dalam memajukan penerbangan berkelanjutan di Asia Tenggara.
Sertifikasi ini diberikan di bawah skema Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive Uni Eropa (RED-EU), menurut pernyataan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Pencapaian ini memperkuat posisi Pertamina Patra Niaga sebagai pelopor dalam distribusi Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Asia Tenggara dan menjadi bukti nyata dukungannya terhadap upaya global mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan.
Sertifikasi diserahkan oleh Ryanza Prasetya, CEO PT Qualitas Sertifikasi Indonesia (QSI), kepada Simon Aloysius Mantiri, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), dalam acara yang dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Rachmat Pambudy, Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan, dan Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso.
Acara digelar di Jakarta pada Senin (11 Agustus) sebagai bagian dari program “Pertamina Roadmap: Mendorong Kedaulatan Energi melalui Bisnis Berkelanjutan.”
PT QSI merupakan lembaga sertifikasi yang bermitra dengan ISCC, sistem sertifikasi internasional pertama yang memverifikasi keberlanjutan dan pengurangan emisi untuk berbagai jenis biomassa dan bioenergi.
Harsono Budi menekankan bahwa sertifikasi ISCC untuk CORSIA dan RED-EU adalah tonggak penting bagi Pertamina Patra Niaga, khususnya sebagai distributor SAF.
“Pada Agustus 2025 ini, Pertamina Patra Niaga kembali diakui ISCC atas kepatuhan terhadap kerangka ISCC di bawah skema CORSIA,” ujar Harsono.
Ia menyatakan sertifikasi ini memperpanjang status Pertamina Patra Niaga sebagai SAF Trader dengan Penyimpanan pertama di Asia Tenggara yang bersertifikat ISCC – gelar yang dipegang sejak 2024.
“Tahun lalu, sertifikasi hanya mencakup dua bandara – Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai. Tahun ini, kami menambahkan bandara besar lain: Halim Perdanakusuma,” jelas Harsono.
Fasilitas tersertifikasi untuk 2025 meliputi Aviation Fuel Terminals (AFT) di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.
Harsono menegaskan sertifikasi ini memberikan legitimasi resmi bagi Pertamina Patra Niaga untuk memasok SAF ke maskapai sekaligus memastikan produk dan infrastrukturnya memenuhi standar industri global.
“Sertifikasi ini adalah syarat dasar untuk distribusi SAF dan mencerminkan komitmen kami dalam mendorong transisi energi di sektor penerbangan. Kami akan terus menyediakan solusi bahan bakar ramah lingkungan yang mendukung keberlanjutan industri penerbangan Indonesia,” tegasnya.
Pencapaian ini menjadi langkah nyata upaya Pertamina Patra Niaga mendorong transisi energi di penerbangan dan mempercepat target Net Zero Emissions Indonesia pada 2060.
Berita terkait: Indonesia majukan energi bersih dengan upaya bersama kementerian
Berita terkait: Pertamina Patra Niaga berkomitmen kurangi emisi karbon
Reporter: Azis Kurmala
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025