Pertamina Indonesia bermitra dengan perusahaan internasional untuk studi CCS

Jakarta (ANTARA) – Perusahaan energi milik negara Indonesia, Pertamina, telah bermitra dengan lebih dari selusin perusahaan internasional untuk melakukan studi bersama tentang pengembangan penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di negara ini. Pengembangan CCS di Indonesia masih dalam tahap awal, kata Wisnu Medan Santoso, SVP pengembangan bisnis Pertamina, pada hari Selasa. Pertamina bekerja sama dengan setidaknya 15 perusahaan energi internasional untuk melakukan studi bersama tentang pengembangan CCS di Indonesia, tambahnya. Pertamina Hulu Energi (PHE), anak perusahaan hulu Pertamina, dan ExxonMobil akan melakukan pengeboran penilaian di Cekungan Sunda Asri untuk menilai kesesuaian formasi geologi bawah permukaan untuk menyimpan CO2 yang ditangkap. Jika hasil pengeboran penilaian sesuai dengan harapan, keputusan investasi final akan dibuat paling cepat pada tahun 2026, kata Santoso. “Masih dalam tahap awal, jadi belum ada investasi yang konkret,” katanya, menambahkan bahwa Pertamina membutuhkan dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terus mempromosikan pengembangan CCS untuk mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai target emisi neto nol (NZE) pada tahun 2060. Di sektor energi, langkah-langkah untuk mencapai target NZE termasuk pengembangan energi terbarukan, mempromosikan konservasi energi, dan menerapkan teknologi bersih seperti CCS. Berita terkait: Menteri mengundang investor untuk mengembangkan industri hijau Kalimantan Utara Berita terkait: Penyimpanan penangkapan karbon dapat memperpanjang penggunaan energi fosil: BPH Migas Translator: Aji Cakti, Yashinta Difa Editor: Anton Santoso Copyright © ANTARA 2024

MEMBACA  Pembicara MPR mendorong vaksinasi untuk memeriksa penyebaran demam berdarah