Minggu, 14 Desember 2025 – 09:52 WIB
Kegagalan Timnas U-22 Indonesia di SEA Games 2025 Thailand nggak cuma bikin kecewa, tapi juga bikin sorotan ke pelatih Indra Sjafri makin tajam.
Dengan fasilitas dan dukungan penuh dari PSSI, hasil yang dicapai Garuda Muda malah jauh dari ekspektasi. Timnas U-22 tersingkir lebih awal di fase grup cabang sepak bola putra. Mereka kalah 0-1 dari Filipina di laga penting, lalu menang 3-1 atas Myanmar.
Dua hasil itu ternyata nggak cukup buat bawa Indonesia lolos sebagai runner-up terbaik dari tiga grup.
Publik pun nyoroti Indra Sjafri sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kegagalan ini. Apalagi, PSSI udah kasih keistimewaan luar biasa untuk persiapan timnas U-22. Sejak musim lalu, aturan main pemain U-22 udah diterapin di liga domestik buat dukung regenerasi. Nggak cuma itu, PSSI bahkan memilih lewatin FIFA Matchday bulan November biar persiapan SEA Games maksimal.
Akibatnya, Timnas senior kehilangan kesempatan nambah poin FIFA, sementara timnas U-22 juga gagal menang dalam dua laga uji coba lawan Mali.
Liga Super juga sampai diliburkan tiga minggu biar klub-klub bisa lepas pemainnya ke timnas. Keputusan ini dianggap merugikan banyak pihak, baik buat liga itu sendiri maupun pemain yang jadi kehilangan ritme bertanding.
Pengorbanan belum berhenti sampai situ. PSSI juga panggil tiga pemain luar negeri—Ivar Jenner, Dion Markx, dan Mauro Zijlstra—untuk turun di turnamen yang nggak termasuk di kalender FIFA. Mereka bertiga harus tinggalkan klub demi target prestasi di tingkat Asia Tenggara.
Tapi, semua dukungan itu ternyata nggak sebanding sama performa di lapangan. Permainan Garuda Muda dinilai di bawah standar dan gagal tunjukkan kualitas sebagai juara bertahan.
Kegagalan di SEA Games 2025 ini nambahin catatan buruk Indra Sjafri sepanjang tahun. Sebelumnya, dia juga gagal bawa Timnas U-20 Indonesia berprestasi di Piala Asia U-20 2025, turnamen yang udah dipersiapin dengan pemusatan latihan yang lama.
Indra Sjafri sendiri ngakuin tanggung jawab penuh atas hasil yang mengecewakan ini. “Pertama-tama, kita nggak lolos grup. Secara teknis, orang yang paling bertanggung jawab ya saya,” kata Indra. “Jadi saya mohon maaf ke semua masyarakat Indonesia,” tutupnya.