Senin, 24 November 2025 – 23:28 WIB
Jakarta, VIVA – Mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nusron Wahid angkat bicara soal polemik isu pemakzulan KH Yahya Cholil Staquf dari jabatan ketua umum. Nusron berharap agar permasalahan yang ada di internal organisasi masyarakat keagamaan itu cepat berlalu.
Baca Juga :
Polemik Internal PBNU, Idrus Marham: NU Milik Rakyat Sebagai Rumah Besar Umat
“Kita berdoa kepada Allah SWT semoga cepat berlalu. Itu aja,” kata Nusron kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 24 November 2025.
Diketahui, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf mengatakan para ulama dijadwalkan bertemu di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Baca Juga :
Lewat Perkupi, Sabam Sinaga Ingin Jadi Mitra Pemerintah Wujudkan Masyarakat Rukun dan Damai
Pertemuan digelar untuk membahas polemik yang sedang terjadi di dalam internal organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Said Asrori dalam silaturahmi ulama di Gedung PBNU, Jakarta Pusat
Photo : ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari
Baca Juga :
Isu Pemakzulan Gus Yahya dari Ketum PBNU, Gus Ipul: Diselesaikan Para Ulama
“Insyaallah nanti akan digelar pertemuan yang lebih luas dengan menghadirkan para kiai sepuh (yang lebih senior) dan unsur-unsur kepemimpinan dalam lingkungan NU, di mana yang jadi tuan rumah adalah Pesantren Lirboyo di Kediri,” kata Gus Yahya di Kantor Pusat PBNU, Jakarta Pusat, dilansir dari ANTARA, Minggu, 23 November 2025 malam.
Meski begitu, Gus Yahya menjelaskan PBNU belum menyepakati tanggal pasti terkait pertemuan para ulama tersebut.
“Tetapi kesepakatan di antara para kiai tadi sudah dicapai, segera akan diselenggarakan pertemuan itu. Mudah-mudahan bisa menjadi pembuka jalan keluar dari masalah yang ada sekarang,” tutur dia.
Gus Yahya menegaskan, sebagai organisasi, NU telah memiliki sistem aturan atau konstitusi yang jelas.
“Jadi pernyataan-pernyataan atau artikulasi-artikulasi, baik lisan maupun tertulis dari siapapun, itu semuanya harus diukur dengan aturan-aturan dan regulasi yang ada dalam sistem konstitusi organisasi,” ungkap Gus Yahya.
Ia menegaskan tidak ada unsur politis di balik polemik pemakzulan yang terjadi di dalam internal PBNU.
Gus Yahya menyebut belum ada bukti yang jelas mengenai siapa aktor ataupun tujuan di balik polemik yang terjadi di PBNU saat ini.
“Unsur politis apa? Dengan analisa seperti apa? Ini semuanya tidak jelasnya.
Ia menuturkan setiap dinamika ataupun polemik yang melibatkan perbedaan pandangan kerap ditarik ke arah politik. Namun, dia menyebut dalam polemik kali ini belum ada yang bisa dibuktikan secara konkrit.
“Hari ini kita belum bisa lihat apa-apa,” tutur dia.