Jakarta (ANTARA) – Pemerintah akan mempelajari secara menyeluruh aspek waktu dan biaya pengiriman jamaah haji dan umroh ke Arab Saudi melalui jalur laut sebelum memutuskan opsi ini, kata Menteri Agama Nasaruddin Umar.
"Ini sebenarnya bukan pilihan baru… Kami masih perlu pertimbangkan berbagai hal, termasuk fakta bahwa perjalanan laut biasanya memakan waktu lebih lama," ujarnya di Jakarta pada Kamis.
Dia mencatat bahwa Indonesia dulu mengirim jamaah haji dan umroh ke Arab Saudi lewat laut, terutama dengan kapal Belle Abeto dan Gunung Djati. Namun, perjalanan laut seperti itu bisa memakan waktu tiga hingga empat bulan.
"Kapal sekarang mungkin lebih cepat, dan harus diingat bahwa perjalanan haji laut adalah opsi nyata, tapi lebih cocok untuk negara dekat seperti Mesir. Karena Indonesia tidak punya keuntungan geografis ini, penting bagi kami untuk mempelajarinya dulu," tegas Umar.
Menteri menginformasikan bahwa beberapa perusahaan telah menghubungi pemerintah dan menawarkan kontribusi untuk rencana haji dan umroh, dengan catatan mereka berencana menyewa kapal dari pihak ketiga.
"Banyak perusahaan datang ke kantor saya dengan ide mereka. Tapi, mereka belum punya kapal," jelasnya.
Dia juga menyoroti bahwa sejumlah kecil warga Indonesia secara tidak langsung telah pergi ke Arab Saudi lewat laut untuk umroh.
"Jamaah ini biasanya terbang ke negara terdekat, lalu melanjutkan perjalanan dengan kapal ke Tanah Suci. Jumlahnya tetap tidak signifikan," katanya.
Sebelumnya, pada Selasa, dia menyebut bahwa pemerintah Indonesia dan Arab Saudi telah memulai pembicaraan tentang pengiriman jamaah haji dan umroh lewat jalur laut.
Dia menekankan bahwa opsi ini akan memungkinkan jamaah dari negara Asia, termasuk Indonesia, untuk mengakses Tanah Suci melalui pelabuhan seperti Jeddah, tanpa bergantung sepenuhnya pada penerbangan.
Berita terkait: Indonesia bahas jalur laut untuk haji dan umroh
Berita terkait: Usulan peningkatan haji Prabowo diterima Arab Saudi
Berita terkait: Kunjungan Prabowo ke Arab Saudi perkuat sinergi strategis
Penerjemah: Asep F, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025