Perlu Mengakhiri Stigma untuk Membasmi TB: Kementerian

\”Kementerian Kesehatan mendorong semua masyarakat Indonesia untuk membantu mengakhiri stigma negatif terkait tuberkulosis (TB) agar infeksi dapat diidentifikasi secara menyeluruh dan dieliminasi di negara ini.

\”Kita harus membebaskan mereka dari self-stigma untuk mencapai eliminasi TB,\” kata Imran Pambudi, direktur pencegahan dan pengendalian penyakit menular Kementerian Kesehatan, dalam webinar \”Kesehatan Mental dan Kebutuhan Psikososial pada Orang dengan TB\” pada hari Rabu.

Selain membuat deteksi TB menjadi sulit, stigma negatif juga menyebabkan pasien kehilangan motivasi untuk menjalani terapi, katanya.

Pasien yang enggan mengonsumsi obat TB cenderung mengembangkan TB yang resisten terhadap obat, tambahnya.

Ada penelitian yang menunjukkan bahwa beberapa pasien TB baru mulai menerima pengobatan dua bulan setelah terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, katanya. Salah satu alasan untuk ini adalah stigma negatif terkait pasien TB.

Ini, katanya, berisiko karena selama periode dua bulan tersebut, para pasien TB tersebut berpotensi menularkan penyakit kepada orang-orang di sekitar mereka.

\”Mempercepat awal pengobatan juga merupakan hal yang sangat penting,\” tegasnya.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk mengakhiri stigma negatif terhadap pasien TB untuk memutus rantai penyebaran TB dan mendukung upaya untuk mengeliminasi penyakit tersebut di Indonesia pada tahun 2030.

Laporan TB Global 2023 mencatat jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 1.060 juta, di antaranya sekitar 30 ribu kasus TB yang resisten terhadap obat.

Tahun lalu, Indonesia berhasil mendeteksi sekitar 821 ribu kasus TB baru, atau sekitar 78 persen dari kasus baru, sesuai laporan tersebut.

Berita terkait: Keberhasilan India dalam penanganan tuberkulosis harus ditiru oleh Indonesia

Berita terkait: Perusahaan harus melindungi karyawan dengan TB dari stigma: kementerian

MEMBACA  Tujuan Haji adalah Zikir, Begini Penjelasannya

Berita terkait: Jakarta mempercepat upaya pengendalian TB dengan desa-desa peringatan TB

Penerjemah: Sean Filo, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024