Perketat Standar Keamanan Pangan dalam Program Bansos Prabowo

Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan agar program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Indonesia dilanjutkan dengan tata kelola yang lebih kuat dan perbaikan yang lebih cepat, begitu dikatakan oleh kepala Badan Gizi Nasional (BGN) pada hari Kamis.

“Saya telah mendapat perintah dari presiden untuk mempercepat MBG karena banyak orang tua yang menunggu-nunggu program ini,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana dalam konferensi pers di Kementerian Kesehatan.

“Saya akan terus menjalankan amanat ini kecuali ada perintah lain dari presiden,” tambahnya.

Seiring dengan penyelidikan dan peningkatan sistem, BGN telah mengarahkan semua Unit Layanan Gizi (SPPG) untuk melibatkan masyarakat dalam pemulihan trauma bagi penerima manfaat yang terdampak kasus keracunan makanan baru-baru ini.

“Pimpinan dan mitra SPPG harus terjun langsung untuk menangani trauma di masyarakat, karena setiap kejadian menimbulkan kesedihan, kecemasan orang tua, dan mengikis kepercayaan publik,” ujar Dadan.

Dia menegaskan bahwa semua biaya pengobatan untuk anak-anak yang dirawat di rumah sakit pasca keracunan terkait MBG akan ditanggung oleh BGN, sementara pemerintah daerah juga dapat mengklaim pengobatan melalui asuransi atau BPJS Kesehatan.

Berita terkait: Prabowo issues instructions on free nutritious meals program to BGN

Dadan menekankan bahwa setiap dapur MBG harus mendapatkan sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), sebagai bukti bahwa manajemen keamanan pangan yang tepat telah diterapkan.

“Kami sedang mempersiapkan sertifikasi HACCP, yang fokus pada keamanan pangan. Sertifikatnya akan dikeluarkan oleh lembaga berwenang yang terakreditasi KAN, bukan oleh BGN,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa HACCP harus dilengkapi dengan sertifikasi Sanitasi Higienis (SLHS) dan halal untuk memastikan makanan memenuhi standar nasional.

MEMBACA  Masjidil Haram Ramai, PPIH Arab Saudi Anjurkan Jamaah Haji Indonesia Tetap di Hotel Selama 2 Hari

Untuk mencegah wabah keracunan makanan lebih lanjut yang terkait dengan MBG, BGN telah menangguhkan operasi dapur-dapur yang terbukti melanggar aspek keamanan pangan.

“Untuk beberapa kasus, kami hentikan sementara operasinya agar penyelidikan dapat menentukan apa yang sebenarnya terjadi di lokasi,” kata Dadan.

Badan tersebut melaporkan bahwa per 26 September, total 70 insiden keracunan makanan telah memengaruhi 5.914 penerima MBG antara bulan Januari dan September.

Kasus-kasus tersebut terutama disebabkan oleh bakteri, termasuk E. coli yang ditemukan dalam air, beras, tahu, dan ayam; Staphylococcus aureus dalam tempe dan bakso; Salmonella dalam ayam, telur, dan sayuran; Bacillus cereus dalam mi; serta koliform, PB, Klebsiella, dan Proteus dalam air yang terkontaminasi.

Berita terkait: RI Govt, business chamber boost free meal program oversight

Penerjemah: Resinta Sulistiyandari

Editor: Rahmad Nasution

Hak Cipta © ANTARA 2025