St. Petersburg (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) akan ditandatangani pada KTT EAEU bulan Desember tahun ini.
Kedua pihak telah menyelesaikan negosiasi perjanjian perdagangan bebas, seperti yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan rekannya dari Rusia, Vladimir Putin, kata Airlangga kepada wartawan di lobi hotel tempat kepala negara Indonesia menginap di St. Petersburg pada Jumat (20 Juni).
"FTA dengan Uni Ekonomi Eurasia sudah selesai. Semua materi negosiasi telah final dan disepakati oleh kedua belah pihak," ujar Airlangga menanggapi pertanyaan wartawan.
Setelah seluruh paket negosiasi disetujui, langkah berikutnya adalah penandatanganan perjanjian yang akan menghilangkan hambatan pasar antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia, jelas Airlangga.
"Kemarin, Presiden Putin dan Presiden Prabowo secara resmi mengumumkan kesepakatan EAEU," tambahnya.
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Vladimir Putin bersama-sama mengumumkan penyelesaian negosiasi FTA dalam konferensi pers di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, pada Kamis (19 Juni).
Presiden Prabowo berada di St. Petersburg dari 18 hingga 20 Juni dalam kunjungan resmi untuk memenuhi undangan Presiden Putin sebagai pembicara utama di Forum Ekonomi Internasional Saint Petersburg (SPIEF) 2025 pada Jumat.
Indonesia dan anggota EAEU—Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kirgizstan—memulai negosiasi FTA pada Desember 2022, dan hingga Juni 2025, telah dilakukan lima putaran negosiasi serta beberapa pertemuan antar sesi.
Tim perunding Indonesia dipimpin oleh Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
FTA dengan EAEU membuka peluang ekspor baru bagi Indonesia, terutama untuk komoditas utama seperti minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, kopra, kopi, karet alam, serta mentega kakao.
Di sisi lain, Indonesia juga berharap peningkatan impor dari EAEU untuk beberapa komoditas strategis, termasuk gandum, fosfat, batu bara, bahan baku pupuk, dan besi setengah jadi.
Dengan total populasi lebih dari 460 juta orang di Indonesia dan EAEU, perjanjian ini diharapkan memperluas akses pasar, meningkatkan logistik, serta mendorong aliran investasi dua arah.
Nilai perdagangan Indonesia dan EAEU tercatat USD1,57 miliar dari Januari hingga Maret 2025, meningkat 84,63% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Selain perdagangan, Indonesia membuka peluang investasi EAEU di sektor penting seperti manufaktur, transportasi, logistik, pertambangan, dan pertanian.
Investasi langsung asing dari kawasan EAEU ke Indonesia juga menunjukkan tren positif, mencapai USD273,7 juta pada 2024.
Penerjemah: Primayanti
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025