Tradisi emas Indonesia terancam di Olimpiade Paris 2024. Gambaran ini sudah bisa dilihat ketika jagoan bulu tangkis Indonesia gagal menghadirkan medali di pesta olahraga empat tahunan tersebut.
Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, yang menjadi andalan tim Merah Putih di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis justru menghadirkan rapor merah. Kedua tunggal putra itu gagal mempersembahkan medali untuk Indonesia setelah langkahnya terhenti pada tahap penyisihan grup.
Ini pertama kalinya tunggal putra Indonesia gagal lolos ke tahap sistem gugur. Padahal selama 32 tahun terakhir, Indonesia selalu memiliki wakil pada babak 16 besar sektor tunggal putra bulu tangkis.
Menilik rekam jejak Indonesia selama tampil di Olimpiade, cabor bulu tangkis selalu menjadi andalan tim Merah Putih untuk mengumpulkan medali. Penilaian ini cukup beralasan.
Menurut data, cabor bulu tangis sudah menyumbang 21 medali selama tampil di Olimpiade. Dengan rincian, delapan emas, enam perak, dan tujuh perunggu.
Posisi kedua ditempati cabor angkat besi dengan 15 medali (tujuh perak dan delapan perunggu). Cabor penyumbang medali terbanyak Indonesia di Olimpiade datang dari panahan.
Cabor panahan sejauh ini baru mengumpulkan satu medali perak. Chef de Mission (CdM) Anindya Bakrie menyebut peluang kontingen Indonesia meraih medali di Olimpiade Paris 2024 masih ada.
Dari cabor panahan, Indonesia masih menyisakan Diananda Choirunisa yang akan turun di babak 16 besar, Rezza Oktovia di babak 32 besar individual recurve putri. Selain itu, Diananda juga masih akan tampil di nomor mixed recurve bersama Arief Dwi Pangestu.