Peringatan Gunung Semeru Turun ke Level Siaga

Status Gunung Semeru Turun dari Awas jadi Siaga

Minggu, 30 November 2025 – 02:00 WIB

Lumajang, VIVA – Status Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) turun dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga). Hal ini seiring dengan penurunan aktivitas gunung berapi tersebut.

Baca Juga:

Salurkan Bantuan ke Warga Terdampak Erupsi Semeru, Pertamina Patra Niaga Pastikan Cepat dan Tepat Sasaran

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, terhitung dari tanggal 29 November 2025 pukul 09.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Semeru diturunkan dari Level Awas menjadi Siaga. Hal ini diumumkan oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Geologi, Lana Saria.

Menurutnya, hasil evaluasi terpadu menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Semeru setelah 19 November 2025 masih didominasi oleh proses permukaan. Tidak ada indikasi peningkatan suplai magma baru dari kedalaman.

Baca Juga:

TNI Gerak Cepat Bantu Evakuasi Warga Pasca Erupsi Semeru

Secara visual, teramati letusan berulang berskala kecil–menengah dengan kolom asap putih–kelabu setinggi 300–1.000 meter. Guguran lava teramati dengan jarak luncur 800–1000 meter ke arah Besuk Kobokan.

Ia menjelaskan aktivitas letusan ini tidak diikuti oleh indikasi penguatan suplai magma baru. Hal ini diperkuat oleh rendahnya aktivitas gempa vulkanik. Ini menandakan bahwa tekanan magmatik di kedalaman tidak mengalami peningkatan yang signifikan.

Baca Juga:

Pasca Erupsi Semeru, Polda Jatim Bantu Operasi Kemanusiaan dengan Cara Ini

Parameter variasi kecepatan seismik (dv/v) sempat mengalami penurunan menjelang kejadian awan panas pada 19 November 2025, kemudian cenderung kembali stabil. Ini menandakan bahwa sistem vulkanik sedang berada dalam fase relaksasi dan tidak mengalami tekanan.

Data tiltmeter juga tidak menunjukkan pola inflasi atau deflasi yang konsisten, sehingga tidak ada bukti deformasi magmatik pasca kejadian.

MEMBACA  Penyebaran kredit korporat Eropa mencapai level terendah dua tahun saat harapan pemotongan suku bunga bergeser.

Dengan tidak ditemukannya anomali yang signifikan pada data pemantauan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas saat ini didominasi oleh proses permukaan. Seperti akumulasi material, ketidakstabilan lereng, dan pelepasan gas dangkal.

Data kegempaan dan deformasi menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti intrusi baru atau peningkatan tekanan magmatik. Ancaman utama dalam waktu dekat adalah awan panas guguran dan potensi lahar seiring intensitas hujan yang meningkat.

Karena status Gunung Semeru sudah Siaga, masyarakat, pengunjung, dan wisatawan diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dihimbau untuk tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Area ini berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.