Perhatian khusus diperlukan untuk menangani bencana di Sumatera Barat: Pemerintah

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah pusat menyoroti pentingnya memberikan perhatian khusus terhadap penanganan kejadian bencana di Sumatera Barat, karena provinsi ini menghadapi risiko bencana alam lebih besar daripada provinsi lain di Indonesia.

“Pada tahun 2023 saja, Sumatera Barat terkena setidaknya 460 dari 5.400 kejadian bencana di Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Dalam keterangan kepada wartawan di sini pada Selasa, Effendy mengatakan dia berencana untuk mengunjungi Sumatera Barat pekan ini untuk melihat dampak banjir bandang aliran lahar dingin Gunung Marapi yang melanda beberapa daerah akhir pekan lalu.

Kejadian bencana yang sering mengancam Sumatera Barat meliputi erupsi hingga ancaman hidrometeorologi, tambahnya.

Effendy mengatakan kementeriannya terus berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk menemukan solusi permanen untuk mengatasi masalah aliran lahar dingin gunung dan dampak bencana terbaru.

“Semoga kita segera dapat menemukan solusi permanen untuk aliran lahar dingin Gunung Marapi karena ketika terjadi erupsi, akan berpotensi terjadi banjir lahar dingin,” ujarnya.

Banjir lahar dingin Sabtu malam harus menjadi pelajaran untuk mencegah terulangnya kejadian bencana mematikan seperti itu di masa depan, katanya sambil mengulang janjinya untuk mengawasi daerah yang terkena bencana.

Banjir lahar dingin dari Gunung Marapi dan longsor tercatat Sabtu malam (11 Mei) di beberapa bagian dari kabupaten Agam dan Tanah Datar serta Kota Padang Panjang, menewaskan setidaknya 52 orang.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, bencana ini juga menyebabkan 17 warga lain hilang dan merusak banyak rumah, bangunan, dan fasilitas umum.

Beberapa bagian jalan, termasuk yang dekat dengan air terjun Lembah Anai, juga lumpuh, menyebabkan gangguan mobilitas orang dan barang antara Padang dan Bukittinggi.

MEMBACA  Apple Sports mendapatkan pembaruan besar tepat waktu untuk musim sepak bola.

Untuk melayani mahasiswa yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi dan longsor di beberapa bagian Sumatera Barat akhir pekan lalu, Universitas Andalas meluncurkan inisiatif pembelajaran online.

Pembelajaran online ini akan efektif mulai 13 Mei hingga 17 Mei, demikian pengumuman rektor Universitas Andalas (Unand) Efa Yonnedi di Padang, ibu kota provinsi Sumatera Barat, awal pekan ini.

Berita terkait: Banjir Sumatera Barat: Pemerintah akan memperbaiki fasilitas yang rusak, rumah

Penerjemah: Lintang BP, Rahmad Nasution
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024