Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Daerah menyatakan bahwa tata ruang adalah kunci untuk mitigasi bencana di masa depan.
Wakil Menteri untuk Koordinasi Infrastruktur Dasar, Muhammad Rachmat Kaimuddin, mengatakan pada Kamis bahwa tata ruang merupakan aspek yang diatur oleh kementeriannya. Selain itu, pemerintahannya juga mengkoordinasi hal tersebut dengan pemerintah daerah, karena masyarakat daerah lebih mengenal wilayahnya.
Dia mengingatkan bahwa tata ruang sangat penting karena, contohnya, ada ruang yang cocok untuk perumahan, tapi di sisi lain ruang tersebut memiliki risiko gempa bumi dan tanah longsor.
Mengenai bencana di Sumatra, ia menyatakan saat ini pemerintah fokus pada penyelamatan warga. Setelah warga aman, Kaimuddin mengatakan, pemerintah akan melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu pembangunan kembali infrastruktur yang terdampak.
Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nusron Wahid, telah menyatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi tata ruang wilayah tersebut pasca bencana yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Wahid menekankan bahwa langkah ini bertujuan memastikan penggunaan ruang sesuai dengan karakteristik lingkungan, sehingga dapat meminimalisir risiko bencana ke depannya.
“Ketika masa tanggap darurat selesai, kami akan evaluasi tata ruangnya. Apa (rancangan) yang tidak sesuai dengan (karakteristik) ruang, kami akan ubah agar lebih tepat,” ujarnya.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni juga menyatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi 12 badan hukum yang mungkin memicu serangkaian bencana hidrometeorologi di tiga provinsi Sumatra.
Antoni mengatakan dalam rapat dengan DPR pada Kamis bahwa kementerian akan segera mengambil tindakan tegas terhadap badan hukum tersebut. Ke-12 perusahaan, beberapa di antaranya beroperasi di area Batang Toru, menunjukkan indikasi pelanggaran hukum, konfirmasinya.
Menteri mengatakan, hingga saat ini, direktorat penegakan hukum kementerian masih mendata badan hukum yang terkait dengan banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Berita terkait: Air force A400M delivers 24 tons of aid to flood-hit Aceh
Berita terkait: Army deploys Starlink to restore West Sumatra access
Berita terkait: Govt forms task force to trace flood-swept timber origin in Sumatra
Penerjemah: Aji Cakti, Mecca Yumna
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025