Gambar: Ratusan pesilat berebut Piala Gubernur DKI Jakarta di Festival Pencak Silat Betawi. (SindoNews)
JAKARTA – Lebih dari 150 pesilat Betawi dari lima wilayah di Jakarta berkumpul di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Mereka memperebutkan piala Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dalam Festival Pencak Silat Betawi.
Ketua Majelis Adat Bamus Suku Betawi 1982, Nachrowi Ramli, mengatakan acara ini juga merupakan upaya untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan Betawi di Jakarta. Budaya ini dinilai hampir punah karena kemajuan zaman. Bamus Suku Betawi 1982 tidak hanya fokus pada budaya pencak silat, tetapi juga melakukan perbaikan dan pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) Betawi.
"Bamus Suku Betawi ingin melestarikan dan mencari bibit-bibit muda untuk dikembangkan dan ditingkatkan prestasinya. Khususnya di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi," ujarnya, pada hari Senin (29/9/2025).
Dia menjelaskan, Bamus Suku Betawi 1982 berkomitmen untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi agar SDM kaum Betawi terus meningkat. Karena itu, diperlukan kolaborasi pengembangan pencak silat, baik secara lokal, nasional, maupun internasional.
"Saat ini Pencak Silat sudah diakui oleh UNESCO. Ke depannya, PPS Putra Betawi akan menyatukan semua aliran silat Betawi yang ada, sebanyak 300 aliran, dan akan menciptakan jurus-jurus silat baku aliran Betawi. Dengan begitu, kaum Betawi bisa berkembang dan insya Allah menjadi pemimpin bangsa," katanya.