Yogyakarta (ANTARA) – Perdana Menteri Timor-Leste, Xanana Gusmão, bertemu dengan Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, pada hari Senin. Kunjungan ini menekankan hubungan sejarah dan budaya yang sangat dalam antara kedua negara.
Usai pertemuan, Sultan Hamengku Buwono menyebut pertemuan ini sebagai kesempatan penting untuk bertukar pikiran dan memperkuat saling pengertian yang berakar dari sejarah bersama.
“Diskusi kami juga mencakup hal-hal lain yang dapat membantu kami memperkuat saling hormat,” ujarnya.
Sultan menekankan peran panjang Yogyakarta sebagai “rumah kedua” bagi banyak pelajar Timor-Leste yang menempuh pendidikan di Indonesia. “Mari kita berharap ikatan ini tetap harmonis seperti biasa,” tambah beliau.
PM Gusmão menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat tersebut, menyebut kunjungan ini sebagai kunjungan resmi pertamanya ke Yogyakarta.
“Sangat suatu kehormatan besar bagi saya untuk melakukan kunjungan perdana kesini. Saya sangat senang mempelajari sejarah Yogyakarta langsung dari Yang Mulia Sultan,” katanya.
Dia mencatat bahwa Sultan telah menjelaskan status konstitusional unik Yogyakarta, yang diberikan otonomi khusus pada tahun 1950 sebagai pengakuan atas dukungan pentingnya selama perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yogyakarta tetap menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang dipimpin oleh seorang raja turun-temurun.
Gusmão mendorong kedua negara untuk terus merenungkan masa lalu bersama guna membangun hubungan yang lebih kuat.
“Yang penting sekarang adalah kerjasama yang baik agar kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bersama-sama,” ucapnya.
Menurut Kantor Berita Tatoli Timor-Leste, kunjungan Gusmão yang lebih luas ke Indonesia juga bertujuan untuk memajukan perundingan batas maritim dengan Jakarta. Sebelumnya, ia hadir dalam pelantikan Presiden Prabowo Subianto pada Oktober 2024.
*Penerjemah: Luqman H, Tegar Nurfitra
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025*